"Hari pertama ini Ketersediaan dan harga bahan pokok masih stabil.
Saat ini, dampak dar putusnya sarana transportasi Curup-Lebong belum memberikan dampak signifikan," kata Tina.
Lanjut Tina, harus tetap diwaspadai karena menurut beberapa pelaku utama perdagangan bapok di Kabupaten Lebong, putusnya sarana transportasi jangan sampai melebihi waktu 3 hari dikarenakan dampaknya baru akan terasa di hari ketiga.
"Maka Disperindagkop akan lebih mencermati perkembangan ketersediaan dan harga Bapok sebagai mana tugas rutin kami selama ini," tutupnya.
BACA JUGA:Buah Unik dan Langka! Begini 7 Manfaat Buah Matoa Untuk Kesehatan
Diberitakan sebelumnya, Jalan Provinsi Bengkulu, penghubung antara Kabupaten Lebong-Rejang Lebong, di Desa Talang Ratu Kecamatan Rimbo Pengadang, Minggu 19 Mei 2024, putus.
Untuk diketahui, saat ini ada tiga excavator berada di lokasi jalan longsor untuk membersihkan puing-puing longsor.
Tiga excavator ini, akan digunakan untuk membuat akses jalan baru yang dibangun di lokasi longsor tersebut.
Yaitu dengan membabat tebing di sekitar lokasi agar mempercepat akses lalu lintas.
BACA JUGA:Anggaran Pengadaan Logistik Bantuan Bencana Masih Minim, Dinsos Rejang Lebong Ajukan Tambahan
Masyarakat meminta Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk melakukan perbaikan jalan putus tersebut.
Lebih dari tiga titik, jalan Provinsi Bengkulu yang berada di Kabupaten Lebong ambles.
Tiga titik jalan ambles ini berada di Talang Ratu, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong.
Amblasnya jalan ini, sejak 16 April 2024 lalu, disebabkan karena bencana alam berupa longsor.