KORANRB.ID - Air laut berbeda secara dari air tawar yang kita konsumsi sehari-hari.
Air laut mengandung sekitar 3,5% garam, yang sebagian besar terdiri dari natrium klorida, serta mineral lain seperti magnesium, kalsium, dan kalium.
Konsentrasi garam yang tinggi inilah yang membuat air laut tidak layak untuk diminum.
Jika memaksakan diri, ingin meminum air lau, kami bisa saja terkena dehidrasi berlebihan, parahnya akan menimbulkan kerusakan pada bagian organ tubuh.
BACA JUGA:Jangan Sepelekan Kebiasaan Ini Kalau Tidak Mau Ginjal Rusak, Terakhir Terlalu Banyak Makan Daging
BACA JUGA:Bahaya! Minum Sambil Berdiri Bisa Sebabkan Gangguan Pada Ginjal, Ini Penjelasannya
Karena, ketika kita minum air laut, kandungan garam yang tinggi menyebabkan proses osmosis di dalam tubuh.
Osmosis adalah proses di mana air bergerak melintasi membran sel dari daerah dengan konsentrasi garam rendah (di dalam sel) ke daerah dengan konsentrasi garam tinggi (di luar sel).
Akibatnya, sel-sel tubuh kita kehilangan air dan menjadi dehidrasi.
Sehingga, konsumsi air laut memaksa tubuh untuk membuang kelebihan garam melalui urine.
BACA JUGA:Catat! Ibu Hamli Hindari Kegiatan Ini, Salah Satunya Menyiram Tanaman hingga Membungkuk
BACA JUGA:Babymetal Grup Musik Asal Jepang yang Berdiri Sejak 2010, Begini Sejarah Lengkapnya
Namun, untuk mengeluarkan garam tersebut, tubuh membutuhkan lebih banyak air daripada yang sebenarnya diminum.
Hal ini mengakibatkan dehidrasi, di mana cairan tubuh yang ada digunakan untuk melarutkan dan mengeluarkan garam, memperparah keadaan dehidrasi.
Bahkan, air garam dalam air laut dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan usus. Ini bisa menyebabkan rasa mual, muntah, dan diare.