Banyak orang yang merasa bahwa berpartisipasi dalam maraton memberi mereka tujuan dan motivasi dalam hidup.
BACA JUGA: TC di Como, Orang Kaya Indonesia Beri Fasilitas Ini ke Skuad Timnas U20 dan Pelatih Indra Sjafri
BACA JUGA:Xavi Hernandez Resmi Tinggalkan FC Barcelona, Ini Sosok Calon Penggantinya
Bahkan saat ini banyak kota besar di dunia yang menyelenggarakan maraton tahunan, seperti New York, Boston, Tokyo, dan Berlin.
Event-event ini menarik peserta dari seluruh dunia yang ingin menikmati rute maraton yang ikonik sekaligus mengeksplorasi destinasi wisata baru.
Wisata maraton kini menjadi segmen penting dalam industri pariwisata.
Adapun Persiapan untuk maraton memerlukan program latihan yang terstruktur, biasanya dimulai enam bulan hingga satu tahun sebelum perlombaan.
Latihan ini mencakup berbagai jenis lari seperti long run, tempo run, dan interval training, serta latihan kekuatan dan peregangan.
Pola makan yang sehat dan seimbang sangat penting bagi pelari maraton.
Karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral harus diperhatikan untuk memastikan tubuh mendapatkan energi yang cukup dan dapat pulih dengan baik setelah latihan.
Risiko cedera selalu ada dalam latihan maraton. Cedera umum seperti shin splints, tendonitis dan masalah lutut bisa terjadi jika latihan tidak dilakukan dengan benar.
Penting bagi pelari untuk mendengarkan tubuh mereka, beristirahat ketika perlu dan melakukan pencegahan cedera dengan peregangan dan perawatan tubuh yang baik.
Hingga saat ini maraton telah berkembang dari sekadar lomba lari menjadi bagian integral dari gaya hidup modern yang menekankan kesehatan, komunitas, dan pencapaian pribadi.
Dengan semakin banyaknya event maraton yang diadakan di berbagai kota, partisipasi dalam maraton memberikan dampak positif yang luas, baik bagi individu maupun masyarakat.
Menyelesaikan maraton adalah bukti nyata dari ketekunan dan komitmen yang menginspirasi banyak orang untuk terus bergerak dan hidup lebih sehat.