KORANRB.ID - Bagi kamu penggemar game Tekken, pasti tau dengan karakter Eddy Gordo dengan gaya bela dirinya yang unik dalam game tersebut.
Ya, bela diri yang dipraktekkan Eddy tersebut adalah Capoeira, sebuah seni bela diri yang berasal dari negara Brasil.
Capoeira adalah seni bela diri yang unik, menggabungkan elemen tarian, musik, dan akrobatik. Dikenal dengan gerakannya yang penuh energi dan gaya yang lincah, capoeira memiliki sejarah yang dalam dan kaya, berakar dari perjuangan dan kebudayaan para budak Afrika di Brasil.
BACA JUGA:Begini Akibatnya, 5 Dampak Buruk Sering Menggunakan Celana Jeans
Capoeira berakar pada masa kolonial Brasil, sekitar abad ke-16, ketika jutaan orang Afrika dibawa ke Brasil sebagai budak.
Para budak ini berasal dari berbagai etnis dan budaya di Afrika Barat dan Tengah, dan mereka membawa serta tradisi, musik, dan tarian mereka.
Di tengah penderitaan dan penindasan, para budak ini mengembangkan capoeira sebagai bentuk perlawanan dan pelarian dari kenyataan pahit yang mereka alami.
Awalnya, capoeira dikamuflasekan sebagai tarian agar tidak dicurigai oleh para tuan tanah dan penjaga budak.
BACA JUGA:Cegah Penuaan Dini! Ini 8 Manfaat Daun Melinjo bagi Kesehatan Tubuh
Mereka berlatih di area tersembunyi seperti hutan dan pantai, dan menggunakan gerakan yang tampak seperti tarian untuk menyembunyikan teknik bela diri yang sebenarnya.
Musik dan lagu yang mengiringi capoeira juga memiliki makna mendalam, sering kali mengandung pesan-pesan rahasia dan semangat kebebasan.
Setelah perbudakan dihapuskan pada tahun 1888, para mantan budak menghadapi tantangan baru berupa diskriminasi dan kemiskinan.
Banyak dari mereka yang tetap melanjutkan latihan capoeira sebagai cara untuk bertahan hidup.
BACA JUGA:Awas! Warga Keliaran Malam Hari, Ini Yang Polisi Ketahun Cari
Namun, capoeira pada masa itu sering kali dikaitkan dengan kejahatan dan kegiatan ilegal, sehingga pemerintah Brasil melarang praktik capoeira dan menghukum para praktisinya dengan keras.
Meski demikian, capoeira terus berkembang di bawah tanah. Para capoeirista (praktisi capoeira) menggunakan nama samaran untuk menyembunyikan identitas mereka dan berlatih secara rahasia.
Pada awal abad ke-20, beberapa tokoh penting muncul yang membantu mengubah persepsi negatif terhadap capoeira.
Salah satu tokoh kunci dalam sejarah capoeira adalah Mestre Bimba (Manoel dos Reis Machado).
BACA JUGA:Nikmatnya Membaca Koran di Pagi Hari, Ini Manfaatnya!
Pada tahun 1930-an, Mestre Bimba mendirikan sekolah capoeira pertama yang legal, yang disebut Academia de Capoeira.
Ia mengembangkan gaya capoeira yang lebih terstruktur, yang dikenal sebagai Capoeira Regional, dan memperkenalkannya ke khalayak yang lebih luas, termasuk kalangan menengah dan atas di Brasil. Usahanya berhasil melegalkan capoeira pada tahun 1937 dan membantu mengangkat citra capoeira sebagai seni bela diri yang terhormat.
Selain Capoeira Regional, terdapat juga gaya Capoeira Angola yang dipopulerkan oleh Mestre Pastinha (Vicente Ferreira Pastinha).
Capoeira Angola lebih menekankan aspek tradisional dan filosofis dari capoeira, dengan gerakan yang lebih lambat dan permainan yang lebih dekat ke tanah. Gaya ini mempertahankan banyak elemen asli dari capoeira seperti yang dipraktikkan oleh para budak Afrika.
Pada paruh kedua abad ke-20, capoeira mulai menarik perhatian internasional. Para capoeirista Brasil mulai melakukan tur ke berbagai negara, memamerkan keindahan dan keunikan capoeira.
Pada tahun 1970-an dan 1980-an, banyak sekolah capoeira didirikan di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.
Globalisasi ini membawa capoeira ke panggung dunia, menarik minat orang dari berbagai latar belakang untuk mempelajari seni ini.
Pada tahun 2014, capoeira diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, mengukuhkan pentingnya capoeira sebagai bagian dari warisan budaya global.
Perjalanan capoeira adalah cerita tentang ketahanan, inovasi, dan kebanggaan budaya. Dari akar-akar yang tertanam dalam penderitaan dan perlawanan, capoeira telah tumbuh menjadi seni bela diri yang dihormati di seluruh dunia.
Capoeira tidak hanya merupakan olahraga atau tarian, tetapi juga simbol identitas dan kebebasan yang terus hidup dan berkembang melalui generasi.