Pada fase manik dari gangguan bipolar, individu mungkin mengalami peningkatan energi, euforia, dan logorea.
Mereka mungkin berbicara dengan cepat, keras, dan terus-menerus, sering kali dengan ide-ide yang cepat berubah dan kurang terstruktur.
BACA JUGA:Bengkulu Masuk Daftar 10 Provinsi Termiskin di Indonesia, Segini Jumlah Masyarakat Miskinnya
2. Skizofrenia
Pada beberapa kasus skizofrenia, individu dapat menunjukkan logorea sebagai bagian dari gejala psikotik mereka.
Pembicaraan mereka mungkin terfragmentasi, tidak koheren, dan sulit diikuti.
3. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Individu dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan mengendalikan dorongan mereka untuk berbicara, terutama dalam situasi yang menuntut perhatian dan konsentrasi.
4. Anxiety Disorders
Beberapa orang dengan gangguan kecemasan dapat mengalami logorea sebagai respons terhadap kecemasan mereka.
Mereka mungkin berbicara berlebihan sebagai cara untuk mengurangi ketegangan atau kegelisahan.
BACA JUGA:Jangan Sembarangan, Walau Bermanfaat Tetap Ada Risiko Bahaya Praktik Kretek Pada Tubuh Manusia
BACA JUGA:Endemik! Berikut 6 Hewan di Pulau Jawa yang Terancam Punah
5. Dementia
Pada kondisi seperti Alzheimer atau jenis-jenis demensia lainnya, logorea dapat terjadi sebagai akibat dari kerusakan pada bagian otak yang mengatur bahasa dan kontrol impuls.