KORANRB.ID - Tato, sebagai bentuk seni tubuh, telah menjadi bagian dari kehidupan manusia selama ribuan tahun.
Setiap zaman dan budaya memiliki gaya, makna, dan teknik tato yang unik.
Perjalanan tato dari simbol kesukuan hingga menjadi fenomena global mencerminkan perubahan sosial, budaya, dan teknologi yang signifikan.
Tato tertua yang diketahui ditemukan pada tubuh "Ötzi the Iceman," mumi yang berusia sekitar 5.300 tahun, dengan total 61 tato.
Ini menunjukkan bahwa tato telah ada sejak zaman prasejarah.
BACA JUGA:5 Jenis Surat yang Wajib Diketahui Sebelum Memutuskan Membeli Rumah
Fungsi tato pada masa itu mungkin bersifat ritual, simbolis, atau bahkan medis, mengingat tato Ötzi berada di dekat titik akupunktur.
Di Mesir kuno, bukti arkeologis menunjukkan bahwa tato digunakan terutama oleh perempuan, mungkin sebagai tanda kesuburan dan perlindungan.
Demikian pula bangsa Nubia, suku-suku di pulau Jepang, dan penduduk asli Amerika memiliki tradisi tato mereka sendiri, yang sering kali terkait dengan ritual keagamaan, status sosial, atau simbol keberanian.
Di dunia klasik, seperti Yunani dan Roma, tato sering kali digunakan untuk menandai budak dan penjahat, memberi mereka status rendah dalam masyarakat.
Namun, beberapa prajurit juga menggunakan tato sebagai tanda keberanian atau kemenangan di medan perang.
Selama Abad Pertengahan di Eropa, tato mengalami penurunan popularitas karena pandangan gereja yang menganggapnya sebagai praktik kafir.
Meski demikian, beberapa budaya, seperti suku-suku di Polinesia, tetap mempertahankan tradisi tato yang rumit dan simbolis.
Polinesia terkenal dengan teknik tato mereka yang menggunakan alat tradisional, menghasilkan desain geometris dan simbolik yang mendalam.
BACA JUGA:Pemprov Lantik Kepala DLHK Provinsi Bengkulu yang Baru