Tentu ini menjadi catatan Dinas Dikbud Kabupaten Bengkulu Tengah ke depannya.
Menyikapi ini, Tomi berharap kepada kepala sekolah maupun guru dapat meningkatkan kegiatan sekolah tersebut.
Tujuannya agar siswa atau orang tua siswa mau memasukkan anaknya ke sekolah yang bersangkutan.
“Kami berharap kepala sekolah dan guru bisa berinovasi atau mengadakan kegiatan ekstrakulikuler yang bisa menjadi data tarik. Dengan demikian dapat menciptakan citra sekolah menjadi lebih baik. Jangan hanya berdiam diri,” imbaunya.
Sebab, sebagian besar orang tua atau wali siswa ingin memasukkan anaknya ke sekolah yang memiliki citra atau kualitas yang baik, baik itu dari sisi akademis maupun non akademis atau prestasi olahraga.
Terkait apakah sekolah-sekolah yang sedikit peminat atau bahkan tak ada peminat tersebut ditutup, Tomi mengaku belum memutuskannya untuk saat ini.
BACA JUGA:Petani Kelurahan Panorama Ditemukan Tak Bernyawa di Teras Pondok, Ini Penyebab dan Identitasnya
Sebab pihaknya akan melihat aturan dan regulasi terlebih dahulu.
Memang kalau dinilai sudah tak kondusif lagi, lebih baik sekolah tersebut ditutup dan digabung dengan sekolah terdekat.
Lebih baik sekolah sedikit namun pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar lebih kondusif, dari pada banyak sekolah tapi banyak juga sekolah yang tak kondusif.
“Nanti kita lihat dahulu aturan dan regulsinya bagaimana. Sebab untuk menutup suatu sekolah tidak bisa asal dan penuh pertimbangan,” ujar Tomi.
Sementara itu, Kepala SMPN 3 Bengkulu Tengah, Supriyanto, S.Pd mengatakan, kuota di SMPN 3 sebanyak 192 siswa.
Dari 192 siswa tersebut dibagi ke dalam 6 kelas, yang setiap kelasnya terbagi menjadi 32 siswa.
Dari 192 orang kuota yang disediakan tersebut, kuota yang terpenuhi hanya 156 orang.
Berarti ada 36 kuota yang tidak terpenuhi. Berarti dari 6 kelas yang tersedia, hanya 5 kelas saja yang terisi.
Sedangkan satu kelas lagi tak terisi.