Gubernur Rohidin: Butuh Perjuangan Bersama Selamatkan Harimau Sumatera dari Ancaman Kepunahan

Jumat 26 Jul 2024 - 23:46 WIB
Reporter : Abdilatul Fatwa
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

KORANRB.ID - Kelestarian kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) harus dijaga untuk memastikan perlindungan terhadap hewan-hewan yang hidup di dalamnya agar terhindar dari kepunahan.

Ini menjadi tema diskusi menarik Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah dengan Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan sejumlah peserta Global Tiger Day 2024 di Desa Pal Delapan, 25 Juli 2024.

"Kelestarian kawasan hutan TNKS ini merupakan tanggung jawab bersama, termasuk menjaga hewan-hewan yang dilindungi di dalam kawasan hutan tersebut," ujar Rohidin.

Kepala Balai Besar TNKS, Haidir, menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 150 ekor harimau yang masih tinggal di kawasan hutan TNKS. 

BACA JUGA:Warga Perumahan Bumi Ayu Residence Kota Bengkulu Surati Developer, Desak Selesaikan 57 IMB

BACA JUGA:Rawan Longsor, Gubernur Proyeksikan Penanganan Permanen Jalan Lebong-Curup

Namun, populasi harimau tersebut terancam oleh perburuan liar dan perambahan hutan secara ilegal yang dijadikan lahan perkebunan.

"Perburuan liar dan perambahan hutan secara ilegal merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup harimau Sumatera," jelas Haidir.

Mawi, anggota tim Smart Patrol dari Lingkar Inisiatif yang berpatroli di hutan Taman Nasional Kerinci Seblat di Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan, mengungkapkan bahwa perburuan liar telah mengalami penurunan dan tidak semasif dulu. 

Hal ini disebabkan oleh alih fungsi habitat satwa menjadi lahan perkebunan.

BACA JUGA:53 Kasus Kebakaran di Kota Bengkulu hingga Juli 2024 Didominasi Korsleting Listrik

BACA JUGA:Optimalisasi BPJS Kesehatan di Provinsi Bengkulu Melalui Pesiar

"Perburuan harimau telah berkurang, bahkan hampir tidak ada lagi, karena banyak kawasan hutan yang telah beralih fungsi," ujar Mawi.

Mawi, yang kini berusia 74 tahun, sebelumnya biasa keluar masuk hutan untuk memburu harimau. Namun, kini ia membantu tim patroli mencari perangkap harimau di Taman Nasional Kerinci Seblat Wilayah III Sumatera Selatan-Bengkulu.

"Dulu saya terpaksa berburu harimau karena tidak memiliki ladang, kebun, atau pekerjaan tetap untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tinggal di Dusun KMPI, Desa Muara Tiku, Kabupaten Musi Rawas Utara," ungkapnya.

Kategori :