Selain itu, penggunaan pewangi ruangan di ruang tertutup tanpa ventilasi yang memadai dapat memperburuk kualitas udara dalam ruangan.
Pengumpulan bahan kimia berbahaya dalam ruangan dapat menyebabkan peningkatan risiko masalah kesehatan jangka panjang, termasuk kerusakan paru-paru dan gangguan pernapasan kronis.
Bahkan, pewangi ruangan yang mengandung bahan kimia seperti toluena dan stirena dapat memengaruhi sistem saraf pusat.
Toluena, misalnya, sering digunakan sebagai pelarut dalam pewangi ruangan dan telah terbukti memengaruhi fungsi otak.
BACA JUGA:5 Buah Paling Banyak Diproduksi di Indonesia
Paparan jangka panjang terhadap toluena dapat menyebabkan gangguan kognitif, sakit kepala, pusing, serta masalah ingatan.
Bahan kimia lain yang sering ditemukan dalam pewangi ruangan adalah stirena, yang juga memiliki efek merusak pada sistem saraf.
Beberapa bahan kimia dalam pewangi ruangan, seperti benzena dan formaldehida, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Benzena adalah karsinogen yang diketahui dapat menyebabkan leukemia dan kanker darah lainnya.
BACA JUGA:14 Mitos Ini Kerap Muncul Menjelang Pernikahan, Cek Faktanya di Sini
Sementara itu, formaldehida sering dikaitkan dengan kanker nasofaring dan leukemia.
Meskipun tingkat paparan dari penggunaan pewangi ruangan mungkin tampak rendah, risiko akumulasi bahan kimia ini di lingkungan tertutup dan paparan jangka panjang tidak bisa diabaikan.
Penggunaan rutin pewangi ruangan di rumah atau tempat kerja dapat secara bertahap meningkatkan konsentrasi bahan kimia berbahaya dalam udara, sehingga meningkatkan risiko kanker dalam jangka panjang.
Pewangi ruangan mungkin tampak seperti solusi cepat dan mudah untuk menciptakan lingkungan yang harum, tetapi bahayanya jauh melebihi manfaatnya.
BACA JUGA:14 Mitos Ini Kerap Muncul Menjelang Pernikahan, Cek Faktanya di Sini
Semua itu disebabkan bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam pewangi ruangan dapat mempengaruhi kesehatan pernapasan, sistem saraf, dan bahkan meningkatkan risiko kanker.