Minta BPBD Petakan Titik Rawan Bencana

Senin 20 Nov 2023 - 22:53 WIB
Reporter : Muharista Delda
Editor : Ade HR

LEBONG UTARA, KORANRB.ID – Bupati Lebong, Kopli Ansori menilai penanganan bencana di Kabupaten Lebong selama ini masih sangat jauh dari kategori memuaskan. Salah satu penyebabnya karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong tidak punya data riil mengenai peta wilayah rawan bencana.

 ‘’Padahal baik longsor maupun banjir, rata-rata terjadi di titik itu-itu saja dan menjadi bencana langgaran,’’ kata Kopli.  

Mengingat status Lebong yang termasuk salah satu daerah rawan bencana, ia meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong segera melakukan pemetaan ulang titik rawan bencana. Pemetaan harus dilakukan secara terperinci. ''Mulai dari tingkatan potensi, tingkatan resiko maupun dampak jika bencana itu terjadi,'' tutur Kopli.

BACA JUGA:Belum Ada Alokasi Bantuan Mobil PBK

Termasuk bagaimana langkah yang harus ditempuh agar potensi bencana tersebut bisa diantisipasi. Pemetaan wilayah rawan bencana yang detil diharapnya akan memudahkan Pemkab Lebong dalam penanggulangan bencana. Baik penanganan pascabencana maupun tindakan antisipasi sebelum terjadi bencana. 

''Bahkan peta rawan bencana itu bisa dijadikan dasar bagi Pemkab Lebong dalam menentukan arah pembangunan,'' jelas Kopli. 

Salah satunya kebijakan untuk lokasi pemukiman. Ke depan tidak boleh ada warga yang membangun rumah di lokasi yang masuk zona rawan bencana. 

BACA JUGA:Cadangan Beras Aman Sampai Tahun Depan

Itu artinya harus ada kesinambungan program pembangunan antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang satu dengan OPD lainnya. ''Misalnya Dinas PUPRHub, saat mengeluarkan IMB (izin mendirikan bangunan, red) juga harus koordinasi ke BPBD. Jangan saling acuh,'' tegas Kopli.

Sementara Kepala BPBD Kabupaten Lebong, Tantomi, SP mengaku memang sudah mengagendakan pendataan ulang titik rawan bencana. Teknisnya akan dilakukan dalam waktu dekat. Namun jika mengacu ke data lama, total titik rawan bencana di Lebong tak kurang 90 titik. 

''Semuanya butuh tindakan antisipasi, misalnya pembangunan bronjong di aliran sungai dan pelapis tebing di titik jalan yang rawan longsor,'' tukas Fakhrurrozi. (sca)

 

Kategori :