KORANRB.ID – Kemarau masih berlangsung di Kota Bengkulu, warga Kelurahan Bentiring pelanggan PDAM keluhkan air sering mati.
Diungkapkan salah satu warga Kelurahan Bentiring, Rahmat Angga Samudra (24) bahwa ia merupakan salah satu pelanggan PDAM yang sangat mengeluhkan kondisi air dikediamannya sering mati.
“Sangat mengeluhkan kondisi air yang sering mati,” kata Rahmat.
Akibat dari sering matinya air yang ia rasakan, pemenuhan kebutuhan air sehari-hari sangat kurang, menurutnya air sangat penting, namun dengan kondisi air yang sering mati, kebutuhan air tentu tidak terpenuhi.
BACA JUGA:OJK Sebut Pengoptimalan TPAKD Bisa Dorong Pergerakan Ekonomi Bengkulu
BACA JUGA:35 Anggota DPRD Kota Bengkulu Dilantik, Pj Wali Kota: Selamat, Kita Bisa Memajukan Kota Bengkulu
“Seperti pulang kerja, mau mandi air gak ada, hidup subuh airnya juga keruh,” ujar Rahmat.
Lanjut Rahmat, selain kondisi air yang sering mati, ketika hidup juga tidak langsung membawa menggembirakan lantaran ketika hidup air sangat keruh dan debit air juga kecil.
“Sudah lama menunggu, kecil dan keruh,” ungkap Rahmat.
Sementara di tempat terpisah, Kepala Bagian Instalasi Pengelolahan Air (Kabag IPA) zona 3 Kota Bengkulu, Hariansyah mengungkapkan ada beberapa faktor penyebab dari keresahan warga Kelurahan Bentiring terebut.
BACA JUGA: Salah Satu Penempatan di Biro Hukum, Ini 4 Formasi CPNS untuk Disabilitas di Provinsi Bengkulu
BACA JUGA:APBD Perubahan 2024 'Ketok Palu'
Kondisi air yang sering mati disebabkan beberapa faktor seperti mesin pompa air yang usianya sudah tidak produktif lagi, sehingga kapasitas pengelolahan air tidak maksimal.
“Mesin kita sudah tua jadi tidak bisa mengelola air secara maksimal,” kata Hariansyah.
Selanjutnya untuk masalah besar zona 3 sendiri yaitu kualitas air baku, sangat jauh di atas rata-rata ambang batas olahan, karena turbidimetric turbidity unit (NTU) dari sungai yang kita jadikan sumber utama sangat tinggi.