Adu Kuat Menuju Istana ; Ganjar - Mahfud Sosok Komplet, Gibran Rangkul Pemilih Muda, Amin Basis Massa Merata

Senin 23 Oct 2023 - 22:45 WIB
Reporter : Admin
Editor : RD Putra

JAKARTA, KORANRB.ID – Pasangan calon presiden dan wakil presiden (Capres – Cawapres) 2024 mempunyai sejumlah kelebihan yang akan menjadi modal dalam perkompetisi. Namun, mereka juga memiliki kelemahan yang bisa menjadi kendala dalam meraup suara. Para paslon berusaha memaksimalkan kekuatan dan berupaya menutupi kekurangan mereka.

 

Seperti sosok paslon Ganjar Pranowo – Mahfud MD misalnya, mempunyai banyak kelebihan. Jubir Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar – Mahfud, Sunanto mengatakan, keduanya merupakan pasangan yang komplet. Nasionalis – religius dan religius – nasionalis. Keduanya adalah tokoh yang berpengalaman. Mereka mempunyai segudang pengalaman, baik di eksekutif maupun legislatif. Bahkan, Mahfud juga berpengalaman di bidang yudikatif, karena pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

Cak Nanto, sapaan akrab, Sunanto mengatakan, Ganjar – Mahfud juga sosok yang bersih dan antikorupsi.

“Keduanya mempunyai track record yang jelas. Sosok seperti ini yang dibutuhkan bangsa ke depan. Memimpin bangsa tidak boleh main-main, harus diserahkan ke sosok yang tepat,” paparnya.

BACA JUGA:Siap Menangkan Prabowo-Gibran

 

Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu mengatakan, keduanya bisa melakukan gerak cepat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Sebab, Ganjar – Mahfud merupakan tokoh yang berpengalaman dan sudah teruji. Pengalaman keduanya menjadi bekal dalam memimpin bangsa di masa mendatang.

 

Terkait sisi kelemahan, kata Cak Nanto, sulit mencari kelemahan keduanya. Lawan politik akan sulit untuk menyerang mereka berdua. Jadi, dari segi sosok, tidak ada yang bisa diserang. Misalnya, soal kasus, keluarga, semuanya akan terbantahkan sendiri. “Kecuali yang diserang adalah partai politik pengusung,” urainya.

 

Sedangkan terkait kelebihan dan kekurangan berdasarkan basis pemilih, Cak Nanto mengatakan, pasangan Ganjar – Mahfud mempunyai basis pemilih yang kuat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurutnya, di Jawa Tengah, mungkin akan terjadi pembelahan antara pemilih Ganjar dan Gibran. Namun, dari sisi partai, PDI Perjuangan (PDIP) akan tetap solid mendukung Ganjar.

 

 Untuk di Jawa Timur, pemilih tradisional mungkin akan menjadi rebutan antara Ganjar – Mahfud dengan Anies – Muhaimin. Namun, kekuatan politik PDIP akan menjadi modal kuat untuk meraup suara di Jawa Timur. Bagaimana dengan Jawa Barat dan DKI Jakarta? Cak Nanto mengatakan, Ganjar – Mahfud memiliki modal politik dari PDIP dan PPP.

 

 Begitu juga di DKI Jakarta. Walaupun menjadi basis pemilih Anies, tapi PDIP memiliki pendukung yang kuat. Tentu, itu menjadi modal besar untuk meraih suara. Sementara untuk pemilih di luar Jawa, lanjut Caleg DPR RI PDIP Itu, partai politik pendukung Ganjar – Mahfud akan berusaha keras menarik hati masyarakat. “Di Sumbar dan Aceh, secara modal politik lemah, tapi PPP yang memiliki basis pemilih Islam bisa menjadi kekuatan. Kami yakin Ganjar – Mahfud akan memenangkan pilpres,” tandasnya.

 

 BACA JUGA:Final, Gibran Dampingi Prabowo

Dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Wakil Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menilai pasangan Prabowo - Gibran memiliki keunggulan yang tidak dimiliki pasangan lain. Keunggulan itu, dinilai Hasjim bisa dimanfaatkan mendulang suara.

Keunggulan yang dimaksud adalah kombinasi pasangan dari sosok senior dan muda. "Kombinasi yang top," ujarnya kemarin.

Gibran sebagai representasi anak muda, diyakini bisa menggaet pemilih muda. Dengan kombinasi bersama Prabowo, maka keduanya akan bisa menjangkau berbegai segmentasi pemilih.

Dari sisi kinerja, Hasjim meyakini kombinasi senior-muda bisa memberi warna yang dapat ditawarkan pada pemilih. "Generasi lebih berpengalaman, bekerja sama dengan generasi baru dengan inovasi dan pemikiran baru, saya kira ini luar biasa ini," jelasnya.

BACA JUGA:Golkar Resmi Usulkan Gibran Cawapres Prabowo

Keputusan Prabowo memilih Gibran sendiri, banyak disebut bisa meninggalkan persoalan pada basis pemilih Nahdlatul Ulama dan Jawa Timur. Juru Bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak mengakui, pilihan pada Gibran menimbulkan celah. Khsususnya dalam menggaet pemilih NU dan Jawa Timur.

Namun, Dahnil optimis, lobang itu bisa ditambal dengan cara lain. Yakni dengan memobilisasi tokoh atau tim yang bisa menggaet pemilih NU dan Jatim. Terlebih, di sumber daya koalisi ada banyak representasi NU. "Toh di kita itu teman-teman NU banyak sekali," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, suara dasar prabowo di basis masa NU juga relatif sudah cukup baik. Dengan demikian, stabilitas bisa terjaga. Itu juga diklaim Dahnil terekam dalam berbagai lembaga survei. "Pemilih NU banyak memilih Prabowo dan Prabowo menang di jatim berdasarkan survei," imbuhnya.

Bagaimana dengan Pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (Amin)? Jubir PKB Abdul Rochim yakin pasangan Amin akan keluar sebagai pemenang pilpres 2024 mendatang. Alasannya, tiga partai pengusung Amin masing-masing memiliki kekuatan basis massa yang tidak saling tumpang tindih. PKB, misalnya, memiliki basis pemilih yang kuat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung dan Kalimantan. Sementara PKS, memiliki basis massa yang kuat di Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

”Sedangkan kekuatan NasDem menyebar di sejumlah wilayah di luar Jawa, salah satunya Sulawesi,” kata Rochim. Dengan kekuatan tersebut, Rochim meyakini kekuatan tiga partai pengusung itu akan memaksimalkan perolehan suara Amin dalam pilpres 2024 mendatang. ”Apalagi tiga partai itu punya basis massa dengan loyalitas tinggi dan militan,” terang politisi PKB yang kini maju sebagai caleg DPR RI Dapil I Jatim tersebut.

Meski begitu, Rochim mengakui bahwa pasangan Amin juga punya kelemahan dari sisi basis pemilih. Terutama di beberapa daerah di luar Jawa. Salah satunya Bali. Namun, lanjut Rochim, kelemahan tersebut tidak menjadi soal bagi pasangan Amin. ”Karena kita punya kekuatan besar di Jawa, dan kita tahu bahwa pemilih di Jawa adalah mayoritas,” terangnya (**) 

Kategori :