ARGA MAKMUR,KORANRB.ID – Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata, SE, M.Ap mengingatkan masyarakat untuk saling peduli satu sama lain. Hal ini tak lepas dari angka stunting di Bengkulu Utara, sebagaimana hasil audit di semester I, masih dikisaran 20 persen.
Wakil Bupati Arie selaku Ketua Tim Penanganan Stunting di Bengkulu Utara menerangkan, saat ini kinerja penanganan stunting sudah cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan terus turunnya angka stunting di Bengkulu Utara termasuk di semester I tahun 2024 ini.
“Akhir tahun lalu angka stunting kita masih 22,8 persen dan saat ini sudah 20 persen,” sebutnya.
BACA JUGA:Bapaslon Pilkada 2024 dan Simpatisan Mesti Ikut Aturan Main, Ini Kata Bawaslu
BACA JUGA:Gubernur Rohidin, Anak Petani yang Sukses Menjadi Arsitek Kemajuan Bengkulu
Arie meminta percepatan penurunan angka stunting harus terus digeber, sehingga masalah stunting ini bisa benar-benar dituntaskan. ‘’Sehingga semua balita yang berstatus stunting saat ini, terbebas dari status tersebut. Termasuk mencegah munculnya kasus stunting baru,” ujarnya.
Dia juga mengajak masyarakat untuk peka dan saling peduli dengan lingkungannya masing-masing. Termasuk jika memang ada warga sekitar yang membutuhkan perhatian atau bantuan.
“Kita harus hidup bermasyarakat dan saling peduli satu sama lain, ini adalah kunci keberhasilan pembangunan,” terangnya.
Selain itu, Wabup juga meminta seluruh kepala OPD tetap kompak dan bahu membahu mengentaskan masalah stunting di Bengkulu Utara.
BACA JUGA:2025, Gaji GBD Naik, Pemkab Bengkulu Utara Targetkan Rp 2 Juta Lebih
BACA JUGA:SMKN 2 Bengkulu Utara Gandeng Dunia Usaha Untuk Tingkatkan Kemampuan Siswa
Ini lantaran permasalahan stunting disebabkan oleh banyak hal yang tidak bisa hanya dituntaskan oleh satu organisasi peranmgkat daerah. “Dari hulu ke hilir permasalahan stunting ini harus dituntaskan,” tegasnya.
Permasalahan stunting bukan hanya muncul dikarenakan kondisi ekonomi, namun juga bisa disebabkan pernikahan dini dengan kondisi ibu yang belum siap mengandung.
Termasuk juga rendahnya pemahaman saat kehamilan, tidak memeriksakan kandungan, berakibat janin dalam kandungan tak mendapatkan asupan gizi yang cukup.
“Kita optimis hingga akhir tahun nanti bisa terus menurunkan angka stunting hingga di bawah 15 persen, kuncinya kita harus kompak,” demikian Arie.