KORANRB.ID - Logika adalah alat yang digunakan manusia untuk berpikir secara sistematis dan menghasilkan kesimpulan yang valid berdasarkan premis yang benar.
Namun, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui contoh-contoh "logika dungu" atau kekeliruan berpikir yang, meskipun terdengar masuk akal pada pandangan pertama, sebenarnya keliru ketika diperiksa secara mendalam.
Logika dungu ini tidak hanya membingungkan, tetapi juga dapat menyebabkan misinformasi dan pengambilan keputusan yang buruk.
Berikut adalah beberapa contoh logika dungu yang sering kita jumpai.
1. Argumen Ad Hominem
Salah satu bentuk logika dungu yang paling umum adalah argumen ad hominem, di mana seseorang menyerang karakter atau ciri-ciri pribadi lawan bicaranya alih-alih membantah argumennya. Misalnya, ketika seseorang berdebat tentang perubahan iklim dan salah satu pihak mengatakan, "Kamu bukan ilmuwan, jadi pendapatmu tidak valid."
BACA JUGA:Ini Tanda Pria Percaya Diri Dilihat dari Body Language
BACA JUGA:Sukses Memikat Hati Penonton, Ini 10 Film Indonesia Bergenre Romantis Terlaris
Di sini, alih-alih menangani data atau argumen yang sebenarnya, orang tersebut malah menyerang kredibilitas pribadi.
Argumen ad hominem ini sering kita temui dalam perdebatan politik atau diskusi yang melibatkan isu-isu sosial yang kompleks.
Meski terlihat kuat, argumen ini keliru karena kebenaran suatu pernyataan tidak bergantung pada siapa yang mengatakannya, melainkan pada bukti dan logika yang mendasarinya.
2. Logika “Bandwagon” (Ikut-ikutan)
Logika dungu ini mengacu pada ide bahwa sesuatu itu benar atau baik hanya karena banyak orang melakukannya atau mempercayainya.
Contoh klasik dari logika bandwagon ini bisa kita lihat dalam dunia tren mode atau gadget. "Semua orang membeli smartphone merek X, jadi itu pasti yang terbaik," adalah contoh dari pemikiran ini.
Padahal, jumlah orang yang melakukan sesuatu tidak selalu menjadi ukuran kebenaran atau kualitas. Hanya karena sesuatu populer, tidak berarti hal itu benar atau efektif.