KORANRB.ID – Proyek pembangunan rehabilitasi jembatan antara RT 25 Sawah Lebar dengan RT 18 Kebun Tebeng dihentikan sementara.
Penghentian pengerjaan proyek itu merupakan hasil mediasi antara warga Kelurahan Sawah Lebar dengan Dinas PUPR Kota Bengkulu.
Menindaklanjuti keluhan warga yang memprotes pembangunan/rehab jembatan yang dinilai tidak akan mampu mengatasi banjir ini, Dinas PUPR dalam waktu dekat ini akan segera memanggil konsultan, kontraktor dan pihak terkait lainnya yang menangani proyek jembatan itu.
Subkordinator Bidang Binamarga, PUPR Kota Bengkulu, Supriadi mengatakan hal tersebut dilakukan untuk mengakomodir permintaan warga kelurahan Sawah Lebar yang menginginkan pembangunan jembatan tersebut memiliki kolom sebesar 4 meter yang tentu saja di luar dari perencanaan.
“Kita akan panggil kosultan, pengawas dan pihak terkait untuk melakukan rapat yang membahas seluruh permintaan warga Sawah Lebar itu,” Jelas Supriadi.
BACA JUGA:2.195 Pendaftar PPPK Pemprov Bengkulu Memenuhi Syarat, ini Rinciannya
BACA JUGA:Percepat Pencetakan E-KTP untuk Maksimalkan Partisipasi Pilkada 2024
Lanjut Supriadi mengacu pada perencanaan yang ada di dalam kontrak menerangkan bahwa pembangunan tersebut bukanlah jembatan permanen melaikan box culvert atau gorong-gorong besar dengan ukuran 3 meter saja.
Dengan pemberhentian proses pekerjaan ini sendiri tentunya sangat disayangkan jika terlalu lama, mengingat waktu pekerjaan yang akan berakhir pada pertengahan Desember mendatang.
Untuk itu rapat yang akan dilakukan harapannya menghasilkan solusi yang terbaik.
“Kita hentikan proses pekerjaan ini untuk mencari solusi atau jalan tengah, karena adanya aspirasi tersebut tentu saya harus laporkan dan meminta untuk diadakan rapat,” terang Supriadi.
BACA JUGA:Tersangka Kasus Rumah Aren Kembalikan Kerugian Negara ke Kejari Rejang Lebong
BACA JUGA:Religius FC dan Garuda Tribrata Melaju ke Tingkat Provinsi Bengkulu Ajang Piala Soeratin 2024
Sementara itu Ketua RT 15 Kebun Tebeng, H Zachruddin mengatakan pengusulan jembatan ini sendiri berdasarkan kondisi daerah sekitar jembatan sering kali terdampak banjir, akibat dari ukuran gorong-gorong jembatan yang terlalu kecil sehingga pada saat hujan berlangsung debit air tertahan dan kemudian meluap naik keatas.
“Untuk ukuran paritnya sekitar 6 meter sedangkan gorong-gorong sekitar 2 meter dengan ketinggian kurang lebih 1 meter,” jelas Zachruddin.