KOTA MANNA,KORANRB.ID - Kasus penyakit SE atau ngorok pada ternak sapi dan kerbau di Kabuapten Bengkulu Selatan terus bertambah. Per 30 Oktober 2024 ada 222 ekor sapi dan kerbau yang mati akibat penyakit tersebut.
Ini data terbaru Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan, dampak dari serangan penyakit ngorok.
Selain ternak mati tak termanfaatkan dagingnya, juga ada 376 ekor ternak terpaksa dipotong karena ngorok, dan lebih kurang 881 ternak yang saat ini dinyatakan masih sakit.
Adapun penyebaran penyakit ngorok, untuk Kecamatan Bunga Mas meliputi Desa Padang Nibung, Tumbuk Tebing, Gunung Kayo, dan Padang Burnai. Kecamatan Pino Raya, Desa Selali, Nanjungan, Suka Bandung, Pagar Gading, Padang Serasan, Padang Beriang, dan Tungkal 1.
BACA JUGA:Anggaran Pembangunan SPAM-Kobema Terserap 92 Persen
BACA JUGA:Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Update Data IPH Minggu Ke-4 Tahun 2024
Kecamatan Kota Manna yakni Kelurahan Gunung Ayu. Kecamatan Manna yakni desa Kayu Kunyit, lubuk Sirih, Jeranglah, Ketaping, Kembang Ayun, Tambangan, dan Jeranglah Tinggi. Kecamatan Seginim yakni desa Darat Sawah.
Kecamatan Pino yakni Desa Tanjung Eran, Padang Tambak, dan Kelurahan Masat.
Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Sakimin saat ditemui mengatakan, pihaknya sedang fokus melakukan pencegahan penyebaran penyakit ngorok. Salah satu pencegahan yang dilakukan yakni vaksinasi pada ternak sapi dan kerbau.
Menurut Sakimin, penyakit ngorok ini hanya menyerang ternak sapi, paling banyak ternak kerbau.
“Sekarang kami sedang pencegahan bersama dinas Provinsi, yang sudah divaksin itu lebih kurang 936 ekor sapi dan kerbau,” terang Sakimin.
Kabid Kesehatan Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ikat Aliman Maulana menambahkan, total vaksin untuk pencegahan penyakit ngorok sebanyak 700 dosis tahap pertama dan 500 dosis pada tahap kedua, sehingga total 1.200 dosis telah disuntikan ke 936 ternak sapi dan kerbau.
BACA JUGA:Hasil Verifikasi Pendaftar PPPK Tahap I Tunggu Hasil Pleno Timsel
Dengan pemberian vaksin tersebut Ikat berharap penyakit ngorok dapat diatasi. Meskipun kasus kematian ternak masih terjadi, ia memastikan tidak akan bertambah secara drastis.