KORANRB.ID - Marmer telah lama menjadi salah satu bahan bangunan dan seni yang paling dihargai karena keindahannya yang mewah dan kekuatannya yang tahan lama.
Sejarah penggunaan marmer dapat ditelusuri ribuan tahun yang lalu, ketika peradaban kuno mulai mengeksplorasi dan menggunakan batu alam ini untuk bangunan, monumen, patung, dan dekorasi.
Secara geologis, marmer terbentuk dari batu kapur atau dolomit yang mengalami proses metamorfosis akibat tekanan dan suhu tinggi di bawah permukaan bumi.
Proses ini mengubah struktur mineral batu kapur menjadi kristal kalsit, menciptakan tekstur dan warna yang khas pada marmer. Pola urat atau alur pada marmer terbentuk dari kotoran mineral yang terjebak selama proses metamorfosis, memberikan tampilan unik pada setiap potongan marmer.
Penggunaan marmer sebagai bahan bangunan dan seni telah ada sejak zaman Mesir kuno, Mesopotamia, dan kemudian berkembang di Yunani dan Roma. Di Mesir, marmer sering digunakan untuk membuat patung, dekorasi kuil, dan tempat tinggal bangsawan. Bangsa Mesir menghargai marmer putih karena kemurniannya dan kemampuannya memantulkan cahaya.
BACA JUGA:Selasa, Pemkab Bengkulu Utara Kembali Panggil PT Agricinal, Ini Masalahnya
Di Yunani kuno, marmer menjadi simbol kemewahan dan keindahan. Banyak kuil dan bangunan penting, seperti Parthenon di Athena, dibangun dengan marmer.
Yunani juga dikenal dengan karya patung marmer yang sangat detail dan realistis. Salah satu jenis marmer terkenal dari Yunani adalah marmer Pentelik, yang digunakan untuk Parthenon. Marmer ini dikenal memiliki warna putih cerah dengan sentuhan urat emas yang halus.
Romawi kuno kemudian mengadopsi tradisi ini dari Yunani. Marmer Carrara dari Italia menjadi sangat populer di kalangan bangsa Romawi dan masih dianggap sebagai salah satu jenis marmer terbaik hingga saat ini.
Romawi menggunakan marmer tidak hanya untuk bangunan monumental tetapi juga untuk dekorasi interior, patung, dan bahkan pemandian umum. Keindahan dan kemewahan marmer menjadikannya sebagai bahan yang melambangkan status sosial tinggi di kalangan masyarakat elit Romawi.
Pada Abad Pertengahan, penggunaan marmer berlanjut di Eropa, meskipun lebih banyak digunakan untuk gereja dan monumen keagamaan. Banyak katedral Eropa, seperti Katedral Milan dan Katedral Florence, dibangun dengan marmer yang mencerminkan keindahan dan kebesaran arsitektur pada masa itu.
BACA JUGA:Salah Satu Hewan Terkuat dan Terganas! Berikut 5 Fakta Unik Bison
Selama periode Renaisans, marmer kembali menjadi pilihan utama para seniman dan arsitek, terutama di Italia. Seniman besar seperti Michelangelo menggunakan marmer Carrara untuk menciptakan patung ikonik, seperti "David".
Michelangelo bahkan menganggap marmer Carrara sebagai bahan yang sempurna untuk mengekspresikan bentuk tubuh manusia dalam patung, karena tekstur dan kilauannya yang alami. Marmer pada masa ini juga digunakan untuk membuat lantai dan dinding dekoratif di bangunan-bangunan istana dan gereja.
Memasuki abad ke-19, revolusi industri mengubah cara pengolahan dan distribusi marmer. Mesin-mesin pemotong modern mulai digunakan, memungkinkan produksi marmer dalam jumlah besar dan membuatnya lebih terjangkau untuk kelas menengah.