KORANRB.ID - Taksidermi adalah seni yang memadukan keterampilan ilmiah dan artistik dalam mengawetkan tubuh hewan untuk tujuan edukasi, koleksi, atau pertunjukan.
Praktik taksidermi memperlihatkan penampilan asli hewan yang telah mati, baik dari segi bentuk maupun ekspresi tubuh, sehingga terlihat seolah-olah masih hidup.
Banyak orang yang mengenal taksidermi melalui koleksi di museum-museum, di mana spesimen hewan yang diawetkan dipamerkan untuk memperlihatkan keanekaragaman satwa di alam liar. Ini ulasan lengkapnya
Sejarah Taksidermi
Praktik pengawetan tubuh hewan sudah ada sejak zaman kuno, meskipun teknik taksidermi modern baru berkembang pada abad ke-18 dan ke-19.
Di zaman Mesir Kuno, orang-orang sudah mengembangkan cara mengawetkan hewan, terutama hewan peliharaan seperti kucing, sebagai bagian dari tradisi pemakaman yang sakral.
BACA JUGA:Mengenal Awal Mula Marmer dan Perkembangannya Sampai Saat Ini
BACA JUGA:Salah Satu Hewan Terkuat dan Terganas! Berikut 5 Fakta Unik Bison
Namun, taksidermi dalam bentuk yang kita kerap jumpai sekarang lebih berkembang di Eropa dan Amerika selama periode eksplorasi ilmiah.
Pada abad ke-19, ketika banyak ekspedisi ilmiah dilakukan untuk mengeksplorasi dunia, para ilmuwan membawa pulang berbagai spesimen hewan untuk dikaji dan dipamerkan.
Museum-museum besar seperti Museum Sejarah Alam London dan Museum Smithsonian di Amerika Serikat mulai mengumpulkan dan memamerkan berbagai spesimen satwa liar dari seluruh dunia.
Disinilah peran taksidermi menjadi penting, karena memungkinkan penyimpanan dan pengawetan hewan yang didokumentasikan dalam ekspedisi ini.
Tak hanya di museum, taksidermi juga populer di kalangan para pemburu dan kolektor pribadi, yang menggunakan teknik ini untuk memajang hasil perburuan mereka.
BACA JUGA:Mamalia Mirip Babi! Berikut 5 Fakta Unik Chacoan Peccary
BACA JUGA:Ahli Menyelam! Berikut 7 Fakta Unik Burung Kormoran, Pemakan Oportunis