KORANRB.ID - Mitos dan kepercayaan terkait kehamilan sangat banyak ditemukan dalam berbagai budaya, salah satunya adalah larangan memotong rambut saat hamil.
Dalam beberapa masyarakat, tindakan ini diyakini dapat menyebabkan anak yang dilahirkan mengalami masalah fisik atau mental, seperti lahir cacat atau kurang normal.
Namun, apakah mitos ini memiliki dasar yang valid. Berikut penjelasan mengenai asal usul mitos, perspektif budaya, hingga pandangan medis terkait larangan ini.
Mitos ini sering kali berakar dari kepercayaan tradisional yang menghubungkan kondisi fisik ibu dengan nasib bayi yang dikandungnya.
BACA JUGA:Pentingnya Attitude Dalam Menjalani Kehidupan
BACA JUGA:Memiliki Suara Keras dan Mematikan Mangsanya, Inilah Fakta Udang Pistol
Dalam beberapa budaya, rambut dianggap sebagai simbol kekuatan, energi, dan vitalitas.
Memotong rambut saat hamil dianggap sebagai bentuk kehilangan energi yang dapat memengaruhi pertumbuhan janin.
Kepercayaan ini juga sering dikaitkan dengan pemahaman spiritual bahwa rambut ibu memiliki pengaruh mistis terhadap bayi yang sedang dikandung.
Memotong rambut saat hamil diyakini dapat mengganggu roh bayi, sehingga mengakibatkan kelahiran anak yang kurang normal atau mengalami kesulitan dalam kehidupannya nanti.
BACA JUGA:Endemik Madagaskar! Berikut 6 Fakta Unik Bunglon Panther, Punya Warna Mencolok
BACA JUGA:Hadiri Workshop di Benteng, Ketua DPD RI Sultan B Najamudin Sampaikan Ini
Dalam tradisi Jawa, memotong rambut saat hamil sering dianggap tabu.
Rambut yang dipotong dianggap dapat mengurangi perlindungan pada ibu dan bayi, sehingga membuat bayi rentan terhadap bahaya atau gangguan roh jahat.
Secara medis, tidak ada hubungan langsung antara memotong rambut saat hamil dengan kondisi kesehatan janin.