KORANRB.ID – Angka kematian pada ibu di Kota Bengkulu mengalami peningkatan hingga November 2024 ini.
Hal tersebut berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu.
Pasalnya Dinkes mencatat, tidak hanya terjadi peningkatan angka kematian pada bayi saja, kematian pada ibu juga mengalami peningkatan.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Bengkulu, Nelli Hartati, S.KM, M.M menyampaikan data terbaru, jumlah kematian pada bayi di bawah umur 11 tahun sebanyak 82 kasus sedangkan kematian pada ibu sebanyak 4 kasus.
BACA JUGA:Astra Motor Bengkulu Gelar Edukasi Safety Riding di SMAN 8 Kota Bengkulu
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Usulkan 494.599 KL BBM Subsidi ke KemenESDM RI
Jumlah tersebut setidaknya terjadi penambahan sejak Juli 2024 lalu, yang sebelumnya berjumlah 38 kasus pada kematian bayi dengan torehan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 11,73.
Sedangkan pada kasus kematian pada ibu pada Juli 2024 lalu jumlahnya 3 kasus dengan Angka Kematian Ibu (AKI) 51,75 dengan jumlah kelahiran hidup pada waktu itu sebanyak 3.605 anak.
“Tentunya angka tersebut membuat kita sama-sama belajar betapa pentingnya peran pendampingan kesehatan dan sangat dibutuhkannya kecerdasan dalam menjaga kesehatan,” ungkap Nelli.
Dengan bertambahnya jumlah tersebut tentunya indikator AKI dan AKB juga juga mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah kelahiran hidup anak yang terjadi hingga saat ini sebanyak 4.763.
BACA JUGA:Gandeng Kejari, Ini Yang Dilakukan BKD Kepahiang
BACA JUGA:BPS Sebut Ada 22 Data Penyesuaian UMP dan UMK
Untuk indikator AKI dibagi dengan jumlah keselurahan anak lahir hidup sebanyak 4.763 kemudian dibagi dengan 1.00.000 maka AKI di Kota Bengkulu saat ini sebesar 83.98, sedangkan indikator AKB didapatkan angka sebesar 17.21.
“Tentunya satu saja menetunkan kualitas dari pada pelayan kesehatan yang ada di suatu wilayah, maka dari pada itu kematangan dan kecerdasan dalam menjaga kesehatan bagi ibu hamil perlu ditingkatkan,” ujar Nelli.
Sementara itu Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan RSHD Kota Bengkulu dr. H Meidi Fazirin, M.M mengatakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sudah menjadi konsentrasi dari pada pemerintah baik itu dari Kementerian Kesehatan yang sudah mencantumkan dalam Rencana Strategis (Renstra).