KOTA MANNA,KORANRB.ID - Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bengkulu Selatan Lusi Wijaya diberitakan rumah pribadinya digeledah KPK terkait kedatangan KPK beberapa waktu lalu. Terang saja hal tersebut langsung dibantah oleh Lusi Wijaya.
Dengan adanya pemberitaan oleh salah satu media massa tersebut, dirinya merasa telah dirugikan. Karena berkembang opini negative di publik, khususnya di jejaring media sosial.
Karena, pemberitaan yang menyeret namanya tersebut dianggap telah mencoreng nama baik dirinya sebagai pejabat di Bengkulu Selatan.
Bahkan dirinya memastikan apa yang masuk dalam pemberitaan di media sosial tersebut merupakan hoax.
BACA JUGA:Program 3 Juta Rumah, Dinas Perkim Bengkulu Selatan Lakukan Ini
"Apa yang diberitakan itu hoax, dan itu tidak benar. Yang dimaksud kepala dinas Kabupaten Bengkulu Selatan itu ada di Provinsi, jauh sekali, sampai saat ini tidak ada permohonan maaf, karena itu keliru dan tidak faktual yang menyeret nama saya,’’ jelas Lusi.
Lanjut Lusi, peristiwa itu sekali lagi dikhawatirkan bisa membuat gaduh, karena momentum ini sangat sensitif, bahkan menurut Lusi dirinya sempat dihubungi beberapa klien dan mitranya terkait dengan pemberitaan tersebut.
‘’Dari Kepala Sekolah, juga Kabupaten Seluma bahkan keluarga juga sudah kebingungan, kenapa ada nama saya, padahal itu tidak benar, tolong jangan buat gaduh, kita Dikbud juga tidak ada irisan dengan Pemprov," ungkap Lusi Wijaya.
Sebelumnya, Lusi Wijaya selaku PLT Kadis Dikbud Bengkulu Selatan diberitakan menjadi salah satu objek penggeledahan KPK, karena ada pencairan anggaran honorer GTT dan PTT sebelum tanggal 27 November 2024.
BACA JUGA:40 Saksi Dana BOK Diperiksa, Minggu Ini Giliran Pejabat Dinas Kesehatan Diperiksa
"Salah dan tidak benar itu secara fakta dan bisa cross check langsung," tegas Lusi Wijaya.
Anggota PWI Bengkulu Selatan, Anggi Noverdo berharap pemberitaan yang mengatasnamakan Kadisdikbud Bengkulu Selatan oleh salah satu media nasional tersebut dapat diklarifikasikan, atau sampaikan permohonan maaf. Sebab dilihat isi berita terebut jelas merugikan nama baik Plt Kadisdikbud Bengkulu Selatan.
"Apa yang dilakukan media tersebut cukup fatal. Solusi klarifikasi atau ralat itu sudah cukup," ujarnya