KORANRB.ID – Penggunaan produk-produk lokal yang dihasilkan oleh putra putri bangsa Indonesia merupakan semangat yang dibawa oleh Presiden Prabowo Subianto.
Peluang bagi produk dalam negeri untuk bisa menguasai pasar domestik juga terbuka lebar dengan demand yang besar. Produk penyejuk udara (AC) misalnya, menunjukkan tren permintaan yang positif hingga mencapai 5 juta unit/tahun pada tahun 2023.
Meski demikian, neraca perdagangan industri elektronika masih menunjukkan angka negatif. Artinya, impornya masih mendominasi. Produk household, termasuk di dalamnya AC, berkontribusi sebesar USD1,8 Miliar atau sekitar 6% dari total impor elektronik.
“AC merupakan salah satu jenis produk household dengan impor tinggi. Namun, saat ini, telah mampu diproduksi secara lokal oleh PT. Daikin Industries Indonesia. Kami mengapresiasi pembangunan pabrik AC skala penuh (full-scale) pertama di Indonesia oleh Daikin yang seluruh proses mulai dari pengolahan bahan baku hingga produk siap jual dilakukan di dalam negeri,” kata Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza pada Factory Tour ke PT. Daikin Industries Indonesia (DIID) di Greendland International Industrial Center, Cikarang, belum lama ini dilansir dari laman kemenperin.go.id.
BACA JUGA:Lelang Dini Infrastruktur Fisik TA 2025 Provinsi Bengkulu, Tejo: Langkah Strategis
BACA JUGA:Pembangunan Tahap II Terminal Tipe A Air Sebakul Segera Rampung
Nilai investasi Pembangunan pabrik AC tersebut mencapai Rp 3,3 triliun dengan kapasitas produksi sebesar 1,5 Juta set/tahun. Melalui investasi ini, diperkirakan DAIKIN mampu menyerap tenaga kerja sebesar 1.600 – 2.500 orang.
PT Daikin Industries Indonesia akan memproduksi AC rumah tangga dan mulai berproduksi pada Desember tahun 2024.
“Nilai investasi DAIKIN ini merupakan salah satu investasi terbesar di sektor elektronika,” kata Wamenperin.
Ia berpendapat, investasi ini merupakan Keputusan yang tepat bagi DAIKIN, sebagai brand besar dengan predikat market leader pasar AC di Indonesia untuk berinvestasi di dalam negeri.
Ia mendorong agar brand besar lainnya dapat mengikuti gerakan Daikin untuk segera memiliki fasilitas produksi di Indonesia, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor.
Wamenperin berpesan, sebagai “next plan” dari produksi dan bisnis AC di fasilitas baru ini, agar DAIKIN juga bisa memproduksi komponen AC yang produsennya masih belum ada di Indonesia, misalnya kompresor.
BACA JUGA:Bursa Ketua DPRD Seluma, Mengerucut ke Suhandi Pinota
BACA JUGA:DKPP Kota Bengkulu Siapkan 1.000 Dosis Vaksin Ngorok
“Saya mendorong agar Daikin dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan komponen AC terutama yang belum diproduksi di dalam negeri sehingga tidak terlalu bergantung dengan komponen impor,” pesannya.