KORANRB.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu catat 5 penyakit dengan jumlah kasus terbanyak sepanjang 2024 ini.
Sepanjang berjalannya 2024, masyarakat yang tersebar di berbagai daerah di Provinsi Bengkulu telah dilanda sejumlah penyakit, terbukti dari catatan Dinkes Provinsi Bengkulu jumlah kasus yang ada cukup besar dan bahkan mencapai 10.000 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu, Ruslian, S.KM, M.Si menuturkan sejumlah penyakit tersebut tercatat sebagai 5 penyakit dengan paling banyak penderita sepanjang 2024.
Meliputi, penyakit Diare, Saspek atau bisa disebut juga dengan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD), Tuberkolosis (TBC), demam tipoid dan penyakit lili atau serupa dengan influenza.
BACA JUGA:Curah Hujan Tinggi, BPBD Imbau Masyarakat Waspada
BACA JUGA:Awal Januari 2025, KPU Pastikan Pleno Penetapan Cabup dan Cawabup Terpilih
Untuk jumlah kasus dari setiap penyakit tersebut meliputi penyakit Diare yang menjadi kasus terbanyak sepanjang 2024 dengan catatan sebanyak 10.642 kasus.
Kemudian disusul dengan penyakit Suspek atau serupa gejala DBD tercatat sebanyak 4.457 kasus dalam 12 bulan berjalan hingga kemarin.
Selanjutnya penyakit TBC dengan penemuan 2.965 kasus, kemudian deman Tipoid atau biasa dikenal dengan tipes tersebut sudah tercatat sebanyak 2.579 kasus, terakhir Lili atau penyakit yang hampir sama dengan influenza yang menyerang saluran pernapasan ini tercatat dengan 2.286 kasus.
“Sejumlah penyakit itu berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), sedangkan untuk jumlah tersebut kita dapatkan melalui tenaga surveilans,” jelas Ruslian.
BACA JUGA:Disprindag Pastikan LPG 3 Kg di Kota Bengkulu Cukupi Kebutuhan Masyarakat
BACA JUGA:Arus Mudik Nataru di Terminal Simpang Nangka Rejang Lebong Menurun
Tenaga surveilans tersebut bertugas di beberapa Fasilitas Kesehatan (Faskes) seperti Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit yang tersebar di berbagai daerah di Provinsi Bengkulu.
Di mana tenaga surveilans tersebut setiap minggunya selalu memberikan update data penyakit-penyakit yang tengah melanda ataupun banyak menyerang warga setempat melalui aplikasi Sistem Kewaspadan dan Respon (SKDR).
“Jadi melalui SKDR ini akan terpantau penyakit yang berpotensi KLB,” ungkapnya.