Bulog Rejang Lebong Butuh Tambahan Gudang Penyimpanan

Selasa 14 Jan 2025 - 22:36 WIB
Reporter : Arie Saputra Wijaya
Editor : Sumarlin

KORANRB.ID – Untuk penyerapan hasil pertanian berupa beras dan jagung di tiga kabupaten, Perum Bulog Kantor Cabang (KC) Rejang Lebong menghadapi tantangan besar. Kebutuhan akan gudang penyimpanan tambahan menjadi salah satu kendala utama, namun komitmen untuk mendukung swasembada pangan tetap menjadi prioritas.

Pemimpin Cabang Perum Bulog KC Rejang Lebong, A Musalim Yudha, mengungkapkan pihaknya telah lama merencanakan penambahan fasilitas penyimpanan. Namun, proses ini membutuhkan waktu yang tidak singkat.

"Kita sudah lama memikirkan penambahan gudang Bulog. Tapi, ini bukan hal yang mudah karena membutuhkan banyak persiapan, termasuk lokasi dan pendanaan," jelasnya.

Meski demikian, ia memastikan Bulog tetap berkomitmen untuk menyerap hasil panen petani dengan maksimal, meskipun gudang tambahan belum tersedia.

"Kami akan tetap berupaya menampung hasil panen para petani, terutama beras dan jagung. Tetapi, mekanisme penyerapan ini memerlukan petunjuk teknis dari pusat yang sampai saat ini masih kami tunggu," lanjutnya.

BACA JUGA:Dukung Program Nasional, 1.200 Mangrove Ditanam di Hutan Mangrove Pulau Baai

BACA JUGA:Gelontorkan Rp 30 Miliar Untuk Peningkatan 9 Titik Jalan

Musalim juga menyoroti tantangan utama dalam penyerapan hasil tani di wilayah Rejang Lebong, yakni kualitas hasil panen yang belum memenuhi standar nasional. Beberapa hasil panen, terutama beras, dinilai masih perlu perbaikan untuk dapat diserap oleh Bulog.

"Beras atau gabah yang kita serap tidak bisa sembarangan. Ada standar kualitas yang harus dipenuhi. Di Rejang Lebong, kualitas beras dari sebagian petani belum sepenuhnya sesuai dengan standar tersebut," ungkapnya.

Namun, ia optimistis bahwa dengan pendampingan yang tepat, para petani di Rejang Lebong dan dua kabupaten lainnya, yakni Kepahiang dan Lebong, dapat meningkatkan kualitas hasil panen mereka.

"Kami siap mendukung para petani untuk memenuhi standar yang diperlukan. Langkah ini penting untuk mendukung program swasembada pangan nasional," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Amrul Ebby, menyoroti tantangan lain di sektor pertanian daerah tersebut. 

Menurutnya, mayoritas petani di Rejang Lebong bukanlah pemilik lahan, melainkan petani penggarap. Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa produksi gabah atau beras di wilayah ini belum optimal.

BACA JUGA:Tunggakan PBB di Rejang Lebong Membengkak Hingga Rp 3,2 Miliar

BACA JUGA:Eks Sekwan Kepahiang Blak-blakan Aliran Dana Rp11,4 Miliar, Singgung Pilkada 2020

Kategori :