BENGKULU, KORANRB.ID - Ribuan honorer yang tergabung dalam Himpunan R2-R3 (HiRRo) GTT PTT menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Bengkulu pada Rabu 15 Januari 2025 siang.
Para peserta aksi terdiri dari guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu.
Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan terkait status kepegawaian mereka.
Salah satu tuntutan utama adalah agar honorer yang telah lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dapat diangkat menjadi pegawai penuh waktu.
BACA JUGA:Keluhkan Biaya Surat Sehat dan Bebas Narkoba, Peserta PPPK Dipatok RSUD Bengkulu Tengah Rp520 Ribu
BACA JUGA:Evaluasi Honorer Pemprov Bengkulu Belum Rampung, Tersisa 4 OPD Lagi
Saat ini, banyak dari mereka hanya mendapatkan status PPPK paruh waktu, yang dianggap belum cukup memenuhi kebutuhan kesejahteraan mereka.
"Kami sudah melewati seleksi dengan kerja keras, tetapi status PPPK paruh waktu ini tidak menjamin kepastian penghasilan yang layak. Kami menuntut pengangkatan penuh waktu agar dapat bekerja dengan tenang dan sejahtera," ujar salah satu perwakilan demonstran, icah.
Selain itu, terdapat pula honorer yang belum lolos seleksi PPPK dan mendesak pemerintah untuk segera mengangkat mereka menjadi PPPK.
Mereka menilai bahwa kontribusi dan dedikasi mereka selama bertahun-tahun mengabdi sebagai honorer seharusnya menjadi pertimbangan utama untuk diangkat tanpa melalui proses seleksi yang dianggap rumit dan tidak merata.
BACA JUGA:Nasib Honorer Pemprov Bengkulu Masih Menggantung, BKD: Baru 27 OPD Sampaikan Hasil Evaluasi
BACA JUGA:Ribuan Tenaga Honorer Akan Dipekerjakan Melalui Jasa Outsourcing
"Kami sudah bertahun mengabdi sebagai honorer dengan gaji yang sangat minim. Pemerintah harus menghargai pengabdian kami dan memberikan keadilan dengan mengangkat kami menjadi PPPK tanpa syarat yang memberatkan," tegas salah satu guru honorer, Arif.
Aksi ini berlangsung damai dengan penjagaan ketat dari aparat keamanan. Para peserta membawa spanduk dan poster berisi tuntutan mereka, serta melakukan orasi secara bergantian.
Beberapa perwakilan demonstran diterima untuk berdialog dengan pejabat pemerintah di kantor gubernur.