KORANRB.ID – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu pesimis target pendapatan asli daerah (PAD) dari 4 pasar yang ada di Kota Bengkulu Rp3 miliar bakal tercapai.
Penyebabnya, saat ini masih banyak pedagang yang lebih memilih berjualan di sepanjang bahu jalan di sekitar pasar, dari pada berjualan di dalam pasar. Pedagang yang berjualan di luar pasar tidak bisa ditarik retribusinya.
Sedangkan lapak-lapak yang ada di dalam, yang menjadi sumber retribusi dari sewa lapak, malah banyak yang kosong.
Jika kondisi ini terus berlanjut target PAD Pasar Rp3 miliar tersebut mustahil akan tercapai.
BACA JUGA:BPDLH Datang ke Bengkulu, Agendanya Bahas Insentif Karbon
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, Bujang HR membenarkan hal tersebut dan berharap ada kesadaran pedagang untuk berjualan di dalam pasar.
“Kalau pedagang masih berdagang di luar, kami rasa sulit untuk mencapai target tahun ini. Meskipun sudah ada tambahan satu pasar,” sebut Bujang.
Terdapat 4 pasar yang menjadi objek retribusi kios dan pelataran yang menjadi target PAD pasar ini terdiri dari Pasar Panorama, Barukoto, Pasar Minggu dan yang terbaru adalah Pasar Jangkar Mas.
“Untuk objek ada 4 pasar yang berada di bawah naungan Disperindag Kota Bengkulu,” ucap Bujang.
BACA JUGA:Maybank dan Pegadaian Perluas Akses Investasi Emas
Ini dikarenakan Disperindag Kota Bengkulu hanya bisa melakukan penarikan retribusi kios dan pelataran kepada pedagang yang berjualan di dalam pasar.
Sedangkan di luar pasar, pihak Disperindag tidak memiliki kewenangan.
“Kalau kita paksakan, maka kami akan melanggar hukum. Karena retribusi hanya bisa ditarik saat berada didalam pasar,” sebut Bujang.
Saat ini, upaya dari Disperindag Kota Bengkulu adalah melalukan penataan fasilitas dalam pasar. Kemudian meminta pedagang yang masih berjualan di luar pasar supaya masuk ke dalam pasar.
BACA JUGA:Gepeng Makin Banyak! Bahkan Datang dari Luar Provinsi