Hingga Januari 2024, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menunjukkan level ekspansi selama 29 bulan berturut-turut.
Kondisi ini juga perlu diapresiasi, karena dilihat dari perkembangan PMI negara-negara dunia, hanya Indonesia dan India yang berhasil mempertahankan PMI ekspansi dalam kurun waktu tersebut.
Melihat perkembangan PMI manufaktur Indonesia dalam kurun waktu 2014-2024, posisi Indonesia lebih baik dibandingkan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Jerman, dan rata-rata PMI dunia.
Kemenperin telah merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) sejak November 2022 yang bertujuan untuk menjadi indikator derajat keyakinan atau tingkat optimisme industri pengolahan terhadap kondisi perekonomian.
Indeks yang dibangun oleh Kemenperin tersebut merupakan gambaran kondisi industri pengolahan dan prospek kondisi bisnis enam bulan ke depan di Indonesia.
Indeks tersebut berupaya menangkap gambaran kondisi industri nasional dengan baik, sehingga membantu penciptaan kebijakan yang berkualitas sesuai dengan fakta di lapangan.
Hingga Januari 2024, IKI terus berada di posisi ekspansif, menunjukkan optimisme para pelaku industri dalam kurun waktu tersebut dan hingga enam bulan ke depan.
BACA JUGA:103.832 Surat Suara Rusak Dimusnahkan, Terbanyak DPD RI, Ini Rinciannya
Dalam Competitive Industrial Performanec (CIP) Index Rank, Indonesia berada di posisi ke-39.
Meski berada di atas beberapa negara peers seperti India (41), Brazil (42), Filipina (44), Afrika Selatan (49), maupun Qatar (50), level daya saing Indonesia harus terus ditingkatkan, mengingat berbagai potensi besar yang dimiliki.
Untuk menjaga kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian nasional sekaligus terus kompetitif di kancah perekonomian global, Kemenperin mengupayakan langkah-langkah yang meliputi pelaksanaan kebijakan hilirisasi industri yang berada pada tiga sektor.
Yaitu industri berbasis agro, bahan tambang dan mineral, serta migas dan batubara.
“Hiliisasi juga mendorong penciptaan ribuan industri turunan yang meningkatkan nilai tambah,” jelas Agus.
Selanjutnya, upaya menjaga produktivitas sektor industri juga dilakukan melalui penambahan komoditas untuk neraca komoditas.
Hal ini untuk menjamin pasokan bahan baku dan bahan penolong, serta mendukung nilai tambah dan hilirisasi di dalam negeri.
Agus menjelaskan untuk menjaga kontribusi sektor manufaktur dan menjaganya tetap ekspansif, industri memerlukan kepastian pelaksanaan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) berjalan dengan baik. Kebijakan tersebut telah terbukti meningkatkan efisiensi industri, terutama pada biaya operasional.