Di sisi lain, Staf Ahli Bupati Rejang Lebong Ir. Amrul Eby mengakui potensi pertanian di Kabupaten Rejang Lebong dapat dianggap sebagai paket lengkap karena mencakup berbagai komoditas seperti padi, sayur-sayuran, hortikultura, ternak, dan perkebunan.
BACA JUGA:Satgas Pangan Datangi Gudang Bulog
Untuk itu, dia berharap banyaknya program terkait sektor pertanian yang didapat Kabupaten Rejang Lebong selama ini, bisa meningkatkan produktivitas hasil pertanian daerah, khususnya saat ini yang tengah difokuskan adalah tanaman jagung.
“Selama ini pertumbuhan produksi jagung kita masih kalah dibandingkan kopi, sayuran dan palawija lainnya. melalui program ini kita berharap kedepan komoditi jagung lokal Rejang Lebong bisa menjadi salah satu sektor pertanian unggulan daerah,” harap Eby.
Disisi lain, selain saat ini tengah fokus pada pengembangan komoditi jagung, Pemkab Rejang Lebong juga tengah fokus pada pengembangan komoditi aren yang masuk dalam potensi unggulan lokal.
Banyaknya potensi tanaman aren di Kabupaten Rejang Lebong, membuat Pemkab Rejang Lebong dalam beberapa tahun terakhir ini menetapkan jenis tanaman ini sebagai komoditi unggulan daerah, dan masuk dalam prioritas pengelolaan sektor pertanian lokal.
Bahkan berdasarkan catatan Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan), luas perkebunan aren di wilayah Rejang Lebong mencapai 2.301 hektare.
Seperti yang diungkapkan Kepala Distankan Kabupaten Rejang Lebong Ir. Zulkarnain, MT, bahwa tanaman aren merupakan komoditas unggulan Kabupaten Rejang Lebong selain kopi dan aneka sayuran.
Luas perkebunan rakyat di Kabupaten Rejang Lebong saat ini bertambah 21 hektare dari tahun sebelumnya.
"Tanaman aren ini tersebar dalam 15 kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong, kendati luasannya berbeda-beda tergantung dengan agroklimat masing-masing kecamatan dan biasanya ditanam pada batas-batas lahan," jelas Zulkarnain.
Ia mengatakan dari luasan kebun aren yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, setiap tahunnya bisa memproduksi gula semut dan gula aren cetak mencapai 5.443,8 ton atau rata-rata produksi dalam setiap hektarenya sebanyak 2,2 ton per tahun.
Selain itu usaha perkebunan aren ini telah menyerap lapangan pekerjaan hingga 4.857 orang petani atau perajin gula aren.
Sementara itu, untuk pengembangan tanaman aren, saat ini Kabupaten Rejang Lebong sudah memiliki varietas aren lokal unggul yang dinamakan Semulen ST-1 dan sudah dilepas Kementerian Pertanian pada 2018 lalu, di mana bibitnya sudah dilakukan penangkaran oleh masyarakat setempat.
"Penangkar bibit aren ini sudah bisa menjualnya ke luar daerah, dan sudah banyak yang membelinya baik dalam wilayah Provinsi Bengkulu maupun ke provinsi lainnya mulai dari Aceh, Kalimantan, Jawa hingga Bali sudah membeli bibit aren kita ini," papar Zulkarnain.
Varietas aren Semulen ST-1 ini memiliki keunggulan karena produksinya pertengahan di antara aren genjah dan aren dalam, tahan hama, mudah tumbuh di berbagai kondisi daerah, sudah bisa menghasilkan saat berumur 6-7 tahun dengan jumlah produksi air niranya 15-30 liter per hari dan tingginya hanya 10 meter.
"Saat ini yang menjadi fokus kita adalah bagaimana potensi aren yang ada ini bisa terus berkembang, baik secara kualitas produksi hingga luasan pasar. Hal ini tentu butuh kerjasama yang baik antara pemerintah dan petani aren lokal," beber Zulkarnain.(**)