Dengan begitu, menurutnya hasil panen yang ada dapat berdampak baik untuk proses pengolahan dan menjadi indikator penting peningkatan harga kedepannya.
"Meski fluktuasi harga TBS kelapa sawit juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti kondisi cuaca, permintaan pasar global, hingga kebijakan pemerintah," tambah Yuhan.
Seluruh Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang ada di wilayah Bengkulu, diminta untuk mengikuti ketetapan harga TBS sawit untuk periode April 2024 dengan baik tanpa merugikan para petani.
Selain itu, Dinas TPHP Provinsi Bengkulu juga menghimbau agar PKS dapat menutup pabriknya pada H-2 atau 8 April 2024 dan buka H+2 karena cuti bersama dan libur Idul Fitri 1445 Hijriah/2024.
BACA JUGA:Lelang Jabatan Ditutup Hari Ini, Sudah Ada 31 Pendaftar
"Jika PKS tidak mengindahkan himbauan maka Dinas TPHP Provinsi Bengkulu akan memberikan surat teguran keras," ungkapnya.
Berbeda dari bulan sebelumnya, harga TBS di bulan Maret mengalami kenaikan Rp 2.489,25/kg nya.
Sebelumnya, di bulan Februari lalu harga TBS Kelapa Sawit yakni Rp 2.253,86/kg.
Di bulan Maret itu, kenaikan harga TBS dipicu oleh naiknya Indeks Ketetapan Harga (IDK) dari 83 poin pada bulan Februari menjadi 86 poin pada bulan Maret.
BACA JUGA:Open House di Balai Raya Semarak Terbuka untuk Masyarakat, Ini Pesan Gubernur Bagi Para Pemudik
Meski begitu, ia menekankan kenaikan harga tersebut juga harus diiringi upaya para petani untuk memanen buah kelapa sawit dengan kualitas yang bagus.
"Jika hasil panennya bagus, harga pun akan terus stabil," ucapnya.
Menjelang bulan Ramadan, Dinas TPHP Provinsi Bengkulu telah mengantisipasi agar harga TBS tidak mengalami penurunan.
Bahkan, sebelumnya juga sudah dilakukan rapat awal dengan perusahaan pabrik sawit agar tidak terjadi gejolak harga selama Ramadan.
BACA JUGA: Ramadan Berbagi, SMAN 1 Kota Bengkulu Salurkan 240 Paket Sembako
Nainya harga sawit ini, dikatakannya tentu memberikan dampak ekonomi yang baik bgi Provinsi Bengkulu.