Penyebab Banjir dan Longsor di Bengkulu, Ini Penjelasan Dosen Kehutanan Unib

Hefri Oktoyoki S.Hut, M.Si salah satu dosen Jurusan Kehutanan Unib--

"Kerusakan lingkungan pada dasarnya menjadi salah satu pintu datangnya bencana, yang dapat merugikan banyak pihak,"terangnya.

Adapun solusi yang bisa aplikasikan untuk mengatasi semakin besarnya dampak bencana, dengan mengatur dan mengelola daerah hulu yaitu kawasan hutan.

Apabila jika ditelusuri ditemukan kerusakan, alih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan akibat pertumbuhan penduduk yang pesat untuk mencari kehidupan maka ini menjadi tugas penting pihak terkait dalam mengatasinya.

Sebab pengaturan spasial lahan-lahan yang boleh diperuntukkan sebagai lahan pertanian dengan tetap mempertahankan fungsi hutan sangatlah penting.

BACA JUGA:Beri Relaksasi Impor Bahan Baku dari Timteng, Pemerintah Pantau Situasi Geopolitik Dunia

 "Tidak ada salahnya dengan dampingan baik dari akademisi dan pemerintah masyarakat di percayakan mengelola lahan dengan mekanisme Hutan Desa (HD), sebab cara ini terbukti berhasil dilakukan di Kabupaten Bantaeng dalam mengatasi kerusakan hutan di hulu. Ketimbang masyarakat secara masif membuka hutan secara kuncing-kucingan,"tegasnya.

Penerapan aturan tidak tertulis cenderung lebih ditaati oleh masyarakat. Sehingga Pemerintah juga mesti bersinergi dengan lembaga informal (lembaga adat) dalam memproteksi hutan lindung.

Memperbanyak penetapan hutan adat juga dapat menjadi solusi lainnya, karena kebijakan kejelasan kepemilikan pengelolaan hutan akan mendorong masyarakat menjaganya.

"Masyarakat intinya tidak akan merusak kepercayaan yang telah diberikan, selagi hal tersebut dapat membawa dampak positif bagi mereka dan anak cucunya,"ujarnya

BACA JUGA:Update Terkini! 7 Kecamatan di Lebong Terendam Banjir

Kemudian juga diperlukan mempertahankan daerah resapan air, yang pastinya ini kawasan DAS tadi. Dengan memperhatikan jarak spadan sungai dalam pembangunan dan mempertahankan keasriannya.

Selain itu juga mengembalikan belokan-belokan sungai yang telah lurus baik terjadi karena pendangkalan ataupun adanya aktifitas manusia, seperti pembangunan dan usaha galian.

Sebab dengan kembali membuka alur-alur lama yang telah tidak berfungsi akan memperlambat tekanan air sungai.

"Kembalikan ke posisi semula, karena tidak apa yang telah diciptakan memiliki fungsi, yang terkadang dirubah karena ketidak pekaan,"sampainya.

Semoga kedepan kelangsungan ekosistem dapat selalu terjaga dan terus diperhatikan karena lingkungan memiliki peran penting dalam kehidupan. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan