Transformasi Industri Pertanian dengan Teknologi Listrik, Elektrifikasi Pertanian Mencapai 1.202 Mva
LISTRIK: Jaringan tegangan menengah (JTM) 20 kv membentang di areal persawahan Desa Sukorejo, Ponorogo, akhir pekan lalu. Listrik masuk sawah berpotensi meningkatkan indeks pertanaman padi.-foto: jpg/koranrb.id-
KORANRB.ID – Transformasi industri pertanian dengan teknologi listrik terus menunjukkan hasil.
Salah satu bukti adalah panen yang dicapai Kelompok Tani Mekar Sari Desa Sukorejo, Ponorogo.
Indikatornya, indeks pertanaman (IP) meningkat.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Dydik Rudi Prasetya menjelaskan, teknologi listrik membuat sistem pengairan yang digunakan petani lebih efisien karena menggunakan sumur dalam.
Hal itu berpotensi meningkatkan IP padi lebih dari 300.
BACA JUGA:Undang-undang Baru, Kades Tak Bisa Lagi Pecat Perangkat Desa, Ini Alasannya
BACA JUGA:Berbeda dari Sebelumnya, Ini Mekanisme Pemeriksaan CJH 2024
”Ponorogo saat ini masuk menjadi objek panen raya dengan IP 200–400. Ini semua adalah efek dari listrik masuk sawah,” ujarnya Minggu 28 April 2024.
Hingga 20 April, pelanggan listrik agrikultur di Kabupaten Ponorogo berjumlah 13.967 usaha.
Total daya untuk pelanggan sektor pertanian mencapai 53 megavolt ampere (mva).
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur Agus Kuswardoyo menyampaikan, jumlah pelanggan electrifying agriculture di Ponorogo menunjukkan tren positif.
BACA JUGA:173 Pendaftar Program Magang ke Jepang Lulus Administrasi
BACA JUGA:Tol Bengkulu Akan Jadi Tol Terpanjang ke-6 di Indonesia, Ini 10 Tol Terpanjang di Indonesia
”Dengan kecukupan daya sistem kelistrikan di Jawa Timur, PLN siap melayani kebutuhan kelistrikan dari berbagai sektor, termasuk pertanian, perikanan, industri, dan lainnya. Dari sektor pertanian di Jawa Timur tercatat 150.801 pelanggan dengan total daya tersambung 1.202 mva,” bebernya.