Pabrik Tutup, Kemenperin Akan Panggil Manajemen Sepatu Bata
PERMINTAAN TURUN: Toko alas kaki Bata yang berada di Jalan Tunjungan Surabaya. Manajemen PT Sepatu Bata Tbk menghentikan aktivitas produksi pabrik di Purwakarta, Jabar.-foto: jpg/koranrb.id-
KORANRB.ID - Menanggapi kabar santer mengenai tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk.
Hal itu untuk mendapat keterangan langsung mengenai alasan dan kondisi salah satu industri alas kaki lokal Indonesia tersebut.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri menyayangkan melihat ada industri alas kaki menutup produksi justru di saat pemerintah sedang kencang mensupport industri tersebut dengan berbagai regulasi.
”Kami akan panggil industri alas kaki Bata,” ujarnya di kantor Kemenperin.
Dukungan yang dimaksud Febri adalah kebijakan larangan terbatas atau lartas yang bertujuan untuk mengendalikan barang impor yang masuk, terutama alas kaki.
BACA JUGA: Bengkulu Punya Potensi Minyak Bumi, Gubernur Rohidin Teken MoU dengan UIR
”Kebijakan itu mendorong agar investasi di industri alas kaki atau di sektor-sektor industri yang terkena lartas agar masuk, membangun pabrik di Indonesia,” tambah dia.
Febri membeberkan, setelah Kemenperin melihat komposisi bisnis PT Sepatu Bata Tbk, sebagian besar berada di bidang retail yang diisi dari produk impor.
”Manufaktur Bata sendiri hanya sebagian kecil yang memproduksi sepatu, itu pun bahan bakunya berasal dari impor,” urainya.
Melalui kebijakan lartas, Febri berharap agar industri alas kaki bisa mulai membangun dan memaksimalkan pabrik di Indonesia.
Hal tersebut bertujuan untuk mengendalikan impor produk jadi.
BACA JUGA:Langkah Kemendikbudristek Cegah Penerbitan Ijazah Palsu, Terbitkan Modul Ini
”Untuk impor bahan baku kan tetap lancar. Supaya pasar dalam negeri diisi oleh industri dalam negeri,” bebernya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengatakan bahwa pasar domestik sejak pandemi hingga saat ini belum kembali ke level kinerja masa normal.