5 Jenis Ulat, Ada yang Bertekstur Lembut dan Manis Bisa Dimakan

Reporter: Rio Agustian |

Editor: Fazlul Rahman |

Sabtu , 18 May 2024 - 13:16

Jenis ulat yang bisa dimakan. (Foto : pixabay)--

Ulat Jerman tersebut biasanya hidup di daerah yang beriklim sedang dan tropis seperti di Amerika utara, Afrika, Asia dan juga Eropa.

Ulat Jerman juga mempunyai rasa yang manis sedikit asam, bertekstur lembut dan licin.

Ulat Jerman ini dapat dikonsumsi mentah ataupun dimasak terlebih dahulu. Alat ini juga mempunyai kandungan protein sekitar 35 persen dari berat keringnya.

Manfaat Konsumsi Ulat

Ulat merupakan jenis Insekta yang mempunyai kandungan nutrisi seperti protein, vitamin, mineral, lemak sehat dan juga serat.

Selain itu, mengonsumsi ulat juga mempunyai dampak positif untuk lingkungan dan keberlanjutan pangan.

Ulat ini dapat dikembangbiakkan dengan mudah dan cukup murah, akan tetapi membutuhkan lahan yang luas atau pakan yang cukup banyak.

Ulat tersebut juga menghasilkan gas rumah kaca yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan ternak sapi ayam.

Bulan juga bisa mengonversi limbah limbah organik yang menjadi pupuk alami dan berguna untuk tanaman.

Dengan demikian tersebut bisa menjadi alternatif pangan yang berkelanjutan dan pastinya ramah lingkungan.

Selain itu, ulat juga mempunyai potensi sebagai solusi untuk mengatasi krisis pangan global serta pengurangan jejak karbon

Menurut FAO, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, populasi manusia di muka bumi ini diperkirakan akan mencapai sekitar 9 miliar jiwa pada tahun 2050 mendatang.

5 jenis ulat, ada yang bertekstur lembut dan manis bisa dimakan                            koranrb.id - berikut ini adalah beberapa ulat bisa menjadi obat yang dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia baik dimakan mentah maupun dimasak.
1. ulat sutera
ulat sutra merupakan larva dari kupu-kupu sutra yang dikenal sebagai penghasil benang sutra.
ulat sutra ini umumnya dipelihara oleh petani sutra guna mendapatkan benangnya.
namun, setelah proses pengambilan benangnya selesai, ulat sutra tersebut tidak dibuang melainkan dimanfaatkan untuk di makan.
ini juga memiliki rasa yang manis dan juga gurih serta ber tekstur lembut dan kenyal.
baca juga:susah bangun pagi, coba lakukan 6 cara ini
ulat sutra bisa dimakan langsung ketika masih mentah ataupun dimasak terlebih dahulu dengan cara digoreng, direbus atau dibuat sup.
ulat sutra tersebut mengandung protein yang tinggi sekitar 56 persen dari berat keringnya.
2. ulat bambo
ulat bambu merupakan larva mengapa bambo yang hidup batang bambu.
ulat tersebut sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis seperti di india, cina dan asia tenggara.
ulat bambo mempunyai rasa yang gurih dan bertekstur renyah, serta memiliki kandungan protein sekitar 40 persen dari berat kering nya.
baca juga:6 penyakit yang dapat ditularkan kucing pada manusia, salah satunya dapat menurunkan berat badan
kulit bambo tersebut dapat dikonsumsi sama seperti ulat sutra.
3. ulat bulu
ulat bulu merupakan larva dari mengat bulu atau lasiocampidea, yang tubuhnya ditutupi oleh rambut halus. 
ulat bulu ini biasanya hidup di daerah yang beriklim sedang seperti di eropa, afrika dan amerika utara.
ulat bulu tersebut rasanya hambar dan bertekstur keras sehingga untuk mengonsumsinya perlu dimasak terlebih dahulu dengan cara direbus ataupun digoreng hingga matang.
ini juga memiliki kandungan protein sekitar 36 persen dari berat keringnya.
4. ulat sagu
ulat sagu merupakan larva dari ngengat sagu yang bernama latin rhynchophorus ferrugineus, yang hidup di dalam pohon sagu.
baca juga:hindari tabrakan, truk molen semen terguling di bengkulu tengah 
lagu ini umumnya ditemukan di daerah tropis dan juga sup tropis seperti di indonesia, papua new guinea, malaysia dan juga filipina.
ulat tersebut memiliki rasa yang manis dan lemak serta bertekstur lembut dan berminyak.
ulat sagu dapat dimakan mentah dan juga dimakan setelah di goreng, direbus dan dibakar.
ulat sagu juga mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 62 persendari berat keringnya
5. ulat jerman
ulat jerman adalah larva mengat jerman yang bernama latin achroia grisella, yang hidup di dalam sarangnya lebah madu.
baca juga:bpd terpilih hasil pemilihan 2024 di 94 desa kepahiang meradang, belum bisa dilantik
ulat jerman tersebut biasanya hidup di daerah yang beriklim sedang dan tropis seperti di amerika utara, afrika, asia dan juga eropa.
ulat jerman juga mempunyai rasa yang manis sedikit asam, bertekstur lembut dan licin.
ulat jerman ini dapat dikonsumsi mentah ataupun dimasak terlebih dahulu. alat ini juga mempunyai kandungan protein sekitar 35 persen dari berat keringnya. 
manfaat konsumsi ulat
ulat merupakan jenis insekta yang mempunyai kandungan nutrisi seperti protein, vitamin, mineral, lemak sehat dan juga serat.
baca juga:apa sih kelebihan memakai ban dual purpose di motor? berikut ini penjelasannya
selain itu, mengonsumsi ulat juga mempunyai dampak positif untuk lingkungan dan keberlanjutan pangan.
ulat ini dapat dikembangbiakkan dengan mudah dan cukup murah, akan tetapi membutuhkan lahan yang luas atau pakan yang cukup banyak.
ulat tersebut juga menghasilkan gas rumah kaca yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan ternak sapi ayam.
bulan juga bisa mengonversi limbah limbah organik yang menjadi pupuk alami dan berguna untuk tanaman.
dengan demikian tersebut bisa menjadi alternatif pangan yang berkelanjutan dan pastinya ramah lingkungan.
baca juga:jadi incaran, ini dia 7 kelebihan motor bermesin 2 silinder
selain itu, ulat juga mempunyai potensi sebagai solusi untuk mengatasi krisis pangan global serta pengurangan jejak karbon
menurut fao, organisasi pangan dan pertanian dunia, populasi manusia di muka bumi ini diperkirakan akan mencapai sekitar 9 miliar jiwa pada tahun 2050 mendatang. 
hal tersebut akan meningkatkan permintaan pangan, terutama dalam protein hewani. 
namun, produksi dari protein hewani sekarang ini sudah mencapai batas maksimal serta tidak bisa memenuhi kebutuhan yang selalu bertambah. 
selain itu, produksi protein hewani juga hanya ada sekitar 18% dari emisi gas rumah kaca global, yang merupakan penyebab utamanya perubahan pada iklim. 
oleh sebab itu, ulat tersebut dapat menjadi sumber protein alternatif bisa digunakan dan lebih efisien serta ramah lingkungan. (*)