Didik Anak Berani Mengungkapkan Pendapat
DISKUSI: Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Dinata, SE, MAP saat berdikusi dengan anak-anak SD, ini merupakan salah satu cara untuk mengajari anak berani mengungkapkan pendapatnya. --Shandy/RB
Dengan siswa pembelajaran dua arah antara guru dan murid bukan hanya menuntut siswa untuk aktif belajar sendiri dan memperhatikan.
Namun juga pola pembelajaran ini mendidik siswa untuk aktif dan berani.
BACA JUGA:Wow! Berikut 5 Hewan yang Berhasil Selamat dari Jurang Kepunahan
Selain itu, pola belajar ini juga sangat penting bagi guru untuk mengukur tingkat kepahaman siswa dalam memahami materi ajar yang disampaikan.
“Sehingga memang tingkat pemahaman siswa benar-benar terukur melalui keaktifan di kelas, dan guru bisa mengulang jika memang masih ada siswa yang belum jelas,” terangnya.
Namun ia menegaskan jika cara belajar aktif ini tidak bisa hanya diterapkan di sekolah oleh guru atau dunia pendidikan.
Ia juga menuntut orangtua untuk mendidik anaknya aktif di rumah dan menjadi anak yang berani berdiskusi.
BACA JUGA:Kesempatan Emas! Pemprov Bengkulu Terima 200 CPNS Tahun Ini
Misalkan dengan cara belajar bersama dan bukan mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah anak.
Orang tua harus mengarahkan anak dengan Membantunya mengerjakan pekerjaan rumah.
Selain meminta anak bertanya tentang apa yang ia tidak pahami sehingga anak juga mengetahui cara menyelesaikan tugas dan bukan mengetahui hasil yang dikerjakan orang tua.
“Saat ini dunia pendidikan meuntut anak menjadi aktif, dan ini sangat bagus.
BACA JUGA: 7 Kandidat Bupati dan 9 Kandidat Wakil Bupati Tunggu Keputusan Parpol untuk Pilkada Kaur 2024
Sehingga anak akan berani mengungkapkan pendapatanya meskipun pendapat tersebut kurang tepat,” terangnya.
Bukan hanya untuk belajar mengajar atau pendidikan anak, mendidik anak untuk berani mengutarakan apa yang ia rasakan juga sangat baik bagi kehidupan sehari-hari anak.