Gandeng Perusahaan Jepang Bangun SDM Industri Kompeten
KERJA SAMA: Penandatanganan MoU antara Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin RI, Masrokhan dengan CEO Morimitsu Industry Co., Ltd, Mitsusaki Shunji dan Chairman AAI Co, Ltd, Nakamura Hirohide.-foto: biro humas kemenperin/koranrb.id-
Diharapkan kerja sama ini akan mencetak SDM yang kompeten dalam mendukung peningkatan produksi dan inovasi di sektor industri manufaktur nasional.
Dalam implementasinya, kerja sama ini akan melibatkan unit pendidikan vokasi milik Kemenperin, yakni Politeknik ATI Makassar.
“Kami ingin para mahasiwa di Politeknik ATI Makassar yang mengikuti program ini mendapatkan kesempatan praktik kerja industri di Morimitsu. Selanjutnya, kami berharap mereka lulus dan dapat bekerja di perusahaan ini,” beber Masrokhan.
Ia menjelaskan, kunjungan kerja ke Jepang ini juga untuk meningkatkan kerja sama dengan berbagai institusi di Jepang khususnya bidang pendidikan vokasi industri.
“Kami ingin belajar dan bertukar pengalaman terkait pengelolaan pendidikan vokasi sekaligus berdiskusi terkait penyiapan kurukulum, penyelenggaraan pendidikan, penyiapan sarana dan prasarana, serta pembangunan infrastruktur pendidikan,” ucapnya.
BACA JUGA:Ternyata Ini yang Terjadi Jika Mengkonsumsi Makanan yang Direbus
BACA JUGA:Harga Emas Batangan Terbaru di Pegadaian Hari Ini, Selasa 25 Juni 2024
Di samping itu, diharapkan bisa mendapatkan pengetahuan baru, tambahan pengalaman, dan contoh praktik terbaik dalam menyelenggarakan pendidikan vokasi.
“Sehingga kami yakin bahwa kunjungan kerja ini akan memberi kami wawasan yang berharga yang ke depannya dapat kami terapkan dalam pengembangan SDM industri di Indonesia,” urai Masrokhan.
Masrokhan juga menerangkan saat ini Kemenperin memiliki 13 perguruan tinggi dan 9 SMK yang menyelenggarakan pendidikan vokasi.
“Kami telah mampu menghasilkan lulusan siap kerja sesuai kebutuhan dunia industri saat ini. Seluruh sekolah kami dikembangkan berbasis kompetensi dengan spesialisasi industri tertentu, dengan memastikan lulusannya memiliki kompetensi spesifik yang diperlukan di sektor industri,” bebernya.
Saat ini, jumlah lulusan SMK dan Politeknik milik Kemenperin mencapai 6.000 orang per tahun, dan pada umumnya sudah banyak yang dipesan oleh industri pada saat wisuda.(rilis)