Saat Bertugas, Satu Pantarlih Digigit Anjing, Buyono: Biaya Pengobatan Ditanggung KPU Rejang Lebong
APEL: Komisioner KPU Rejang Lebong saat memimpin apel petugas Pantarlih beberapa waktu lalu.-foto: dok/koranrb.id-
BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Sambut 390 Jemaah Haji Kloter Pertama, 1 Jemaah Dirawat di Padang
BACA JUGA:Masyarakat Seluma Minta Gubernur Rohidin Lanjutkan Pembangunan, Juga Doakan Menjadi Menteri
“Karena itu petugas kita, maka biaya pengobatannya diklaim oleh KPU Rejang Lebong. Dan perlu diketahui bahwa para petugas di jajaran KPU Rejang Lebong mendapatkan jaminan kesehatan saat menjalankan tugasya,” terang Buyono.
Buyono menekankan bahwa meskipun saat ini hanya satu dari 793 petugas Pantarlih di Kabupaten Rejang Lebong yang mengalami musibah, ia menegaskan bahwa keselamatan petugas harus selalu diutamakan.
Buyono mengimbau agar petugas segera berkoordinasi dengan PPS, perangkat desa/kelurahan setempat, dan PPK kecamatan masing-masing jika ada kejadian yang mengganggu kegiatan coklit.
“Langkah ini sangat penting untuk memastikan tindakan cepat dan tepat dalam situasi darurat, serta tidak ada kendala dalam pelaksanaan coklit atau kinerja penyelenggaraan Pemilu lainnya,” ujar Buyono.
Untuk mendukung keselamatan petugas Pantarlih, Buyono mengimbau masyarakat yang memiliki hewan peliharaan buas agar mengikat atau mengandangkannya selama periode coklit dan verfak, yang berlangsung dari 24 Juni hingga 24 Juli.
BACA JUGA:Terancam Punah! Berikut 6 Fakta Unik Anjing Liar Afrika, Si Pemburu Terbaik di Dunia
BACA JUGA:Ini Alasan Mengapa Motor Modifikasi Sangat Diminati
Kerjasama dari masyarakat sangat penting untuk memastikan proses pemutakhiran data pemilih berjalan lancar tanpa insiden yang membahayakan petugas.
“Kepada warga yang memelihara hewan penular rabies (HPR) khususnya anjing, kami berharap selama proses coklit ini agar bisa dikandangkan atau dirantai terlebih dahulu pada siang hari, karena dikhawatirkan akan membahayakan petugas kami yang sedang bertugas,” beber Buyono.
Selanjutnya terkait pelaksanaan coklit di daerah terpencil tetap berjalan meskipun tantangannya lebih besar.
Buyono menjelaskan bahwa petugas Pantarlih di desa-desa terpencil menggunakan kendaraan khusus yang sudah dimodifikasi untuk mendatangi masing-masing pemilih.
Kendaraan ini dirancang untuk menghadapi medan yang sulit, memastikan bahwa semua pemilih dapat terdaftar dengan benar.
“Beberapa petugas Pantarlih untuk wilayah dengan akses sulit, memang kita minta agar bisa menggunakan kendaraan khusus, seperti motor yang mampu menempuh medan sulit. Hal ini dilakukan agar proses coklit bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat waktu,” papar Buyono.