Ancaman Pemanasan Global Semakin Nyata, Bahaya Fenomena Meningkatnya Suhu di Perkotaan

Reporter: Sumarlin |

Editor: Sumarlin |

Sabtu , 29 Jun 2024 - 08:17

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.-foto: humas bmkg/koranrb.id-

KORANRB.ID – Pemanasan global semakin menjadi ancaman kehidupan manusia.

Salah satu fenomena suhu panas yang saat ini terjadi adalah meningkatnya suhu di daerah perkotaan.

Peningkatan suhu ini disebut dengan Urban Heat Island (UHI).

UHI adalah fenomena alam dimana tingginya temperatur wilayah perkotaan dibandingkan pedesaan.

Terkait persoalan tersebut, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan fenomena UHI harus disikapi dengan upaya bersama.

Harus ada kesadaran dan aksi nyata menghadapi UHI.

“Perlu ada mitigasi bersama,” kata Dwikorita dalam Workshop Urban Heat Island 2024 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) belum lama ini.

Ia menegaskan peningkatan suhu yang terkait dengan fenomena UHI perkotaan bervariasi tergantung pada tutupan lahan.

Menurutnya, fenomena tersebut dipicu oleh sejumlah faktor.

Antara lain, struktur geometris kota yang rumit, sedikitnya vegetasi, hingga efek rumah kaca.

ancaman pemanasan global semakin nyata, bahaya fenomena meningkatnya suhu di perkotaan                            koranrb.id – pemanasan global semakin menjadi ancaman kehidupan manusia.
salah satu fenomena suhu panas yang saat ini terjadi adalah meningkatnya suhu di daerah perkotaan.
peningkatan suhu ini disebut dengan urban heat island (uhi).
uhi adalah fenomena alam dimana tingginya temperatur wilayah perkotaan dibandingkan pedesaan.
terkait persoalan tersebut, kepala badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (bmkg) dwikorita karnawati mengatakan fenomena uhi harus disikapi dengan upaya bersama.
baca juga: liburan sekolah bertambah panjang, masuk lagi 15 juli 2024
baca juga:honorer tamatan sd pemkab bengkulu tengah diusulkan diangkat jadi pppk, disediakan formasi khusus 
harus ada kesadaran dan aksi nyata menghadapi uhi.
“perlu ada mitigasi bersama,” kata dwikorita dalam workshop urban heat island 2024 yang digelar kementerian lingkungan hidup dan kehutanan bekerja sama dengan institut teknologi sepuluh nopember (its) belum lama ini.
ia menegaskan peningkatan suhu yang terkait dengan fenomena uhi perkotaan bervariasi tergantung pada tutupan lahan. 
menurutnya, fenomena tersebut dipicu oleh sejumlah faktor.
antara lain, struktur geometris kota yang rumit, sedikitnya vegetasi, hingga efek rumah kaca. 
baca juga:masyarakat kota bengkulu tagih gugatan listrik padam dewan
baca juga:kembali hadir, berikut ini spesifikasi dan harga nokia moonwalker 5g, performa tinggi dan layar super amoled 7
perubahan tutupan lahan yang menjadi lahan terbangun juga turut memperparah terjadinya uhi.
dia menjelaskan kurun waktu 30 tahun terakhir, efek uhi relatif cukup kuat dirasakan. 
sejumlah kota besar di indonesia seperti jabodetabek, medan, surabaya, makassar, dan bandung termasuk dalam 20 persen kota dengan nilai land surface temperature (lst) terbesar. 
dikatakan dwikorita, permukaan yang kedap air dan lebih sedikit vegetasi menambah efek dari uhi tersebut.
dwikorita menambahkan badan meteorologi dunia (wmo) baru saja menyatakan bahwa tahun 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. 
anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat celcius di atas zaman pra industri. 
baca juga: tersedia formasi tamatan sma di perekrutan pppk bengkulu selatan
baca juga:hingga juni 2024, ombudsman bengkulu terima 128 laporan, valuasi kerugian capai rp411,54 juta
ia menuturkan angka ini hampir menyentuh batas yang disepakati dalam paris agreement tahun 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat celcius. 
tahun 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave ekstrem yang melanda berbagai kawasan di asia dan eropa.
"rekor iklim yang terjadi di tahun 2023 bukanlah kejadian acak atau kebetulan, melainkan tanda-tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih mengkhawatirkan yaitu perubahan iklim yang semakin nyata,” beber dwikorita sebagaimana dilansir dari bmkg.go.id.
ia menjelaskan harus ada langkah bersama seluruh komponen masyarakat.
tidak hanya pemerintah, namun juga sektor swasta, akademisi, media, lsm, dan lainnya.
dwikorita memaparkan secara rinci apa saja yang menjadi tugas dan kewenangan bmkg. 
tugas utama bmkg yakni melakukan monitoring secara sistematis dan berkesinambungan, agar analisis untuk prediksi dan proyeksi puluhan hingga seratus tahun kedepan dapat dihasilkan secara tepat.
"tanpa data, analisis tidak dapat dilakukan. kita membutuhkan data sebagai verifikasi atau asimilasi untuk membantu tugas bmkg dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” urainya.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Rakyat Bengkulu Senin, 1 Juli 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan