Tren Produksi dan Ekspor CPO Naik
Ketua Umum Gapki Eddy Martono--
KORANRB.ID - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyebutkan kinerja industri minyak sawit hingga September 2023 mengalami perbaikan. Baik ekspor maupun produksi mengalami tren peningkatan.
"Total ekspor per September naik 29,9 persen atau sebanyak 2.693 ribu ton dari 2.073 ribu ton di Agustus," ujar Ketua Umum Gapki Eddy Martono, Rabu (22/11).
Sedangkan, produksi crude palm oil (CPO) pada September mencapai 4.143 ribu ton atau naik 7,5 persen di bandingkan bulan sebelumnya, 3.855 ribu ton. Begitu pun produksi palm kernel oil (PKO) menjadi 394 ribu ton dari 366 ribu ton pada Agustus. Ekspor olahan PKO naik signifikan dari 78 ribu ton menjadi 130 ribu ton.
BACA JUGA:Perjuangkan Investasi Rel Kereta Api Bengkulu
"Justru ekspor oleokimia menurun dari 416 ribu ton ke 333 ribu ton. Tujuan Tiongkok dari 920 ribu ton menjadi 781 ribu ton, begitu pun tujuan India dari 744 ribu ton ke 352 ribu ton,” tambahnya.
Eddy menegaskan, industri CPO menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia menghadapi persoalan tumpeng tindih kawasan hutan di tengah tuntutan keberlanjutan yang begitu besar. ”Berbagai upaya peningkatan produktivitas tanaman maupun ekspansi harus menekankan aspek keberlanjutan supaya nilai produk kelapa sawit Indonesia diterima di pasar Internasional,” tuturnya.
Pelaku usaha juga terus mendorong kolaborasi dalam rangka meningkatkan rantai pasok hulu hilir CPO. Apical, Asian Agri, dan Kao bermitra untuk meluncurkan program SMILE yang merupakan usaha mendukung praktik berkelanjutan di industri kelapa sawit Indonesia.
”Program SMILE berperan penting dalam memberikan pelatihan dan bantuan penting kepada petani swadaya, memberdayakan mereka untuk menerapkan praktik berkelanjutan. Dengan berfokus pada inklusivitas dan memastikan tidak ada petani yang tertinggal, program ini bertujuan untuk meningkatkan standar keberlanjutan industri,” ujar Director of Sustainability Apical Group Bremen Yong.
BACA JUGA:Keluhkan Uang Yudisium
Menurut Bremen, petani memainkan peran penting dalam sektor kelapa sawit RI dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total produksi CPO.
”Namun, mereka menghadapi banyak tantangan dalam memenuhi kriteria keberlanjutan yang ketat sambil berupaya meningkatkan produksi. Karena, jumlah petani swadaya saat ini kurang dari 20 persen dari total petani yang bersertifikat, maka tantangannya jelas,” katanya.(agf/dio)