Awal 2024, Jembatan Simpang Dibangun
JALAN: Bupati Seluma bersama rombongan mengunjungi BPJN Bengkulu.--
SELUMA, KORANRB.ID - Bupati Seluma, Erwin Octavian, SE optimis jembatan yang berada di Desa Simpang, Kecamatan Seluma Utara akan segera dibangun. Hal ini dipastikannya pasca kunjungan Bupati bersama Asisten I dan Kepala Dinas PUPR Seluma ke Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Bengkulu pada Selasa (21/11).
Bupati mengatakan kunjungan tersebut membahas banyak persoalan infrastruktur di Kabupaten Seluma. Termasuk empat link jalan yang rencananya akan menggunakan dana instruksi presiden (Inpres) dan jembatan Desa Simpang yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR melalui BPJN menggunakan APBN.
Terkait jembatan, Bupati mengatakan bahwa saat ini kendala administrasi sudah lengkap dan sudah lama diserahkan serta sudah disetujui. Saat ini tinggal menunggu waktu untuk pembangunannya, kemungkinan pembangunan jembatan Desa Simpang akan dilakukan pada awal tahun 2024, mengingat saat ini sudah menjelang akhir tahun 2023.
BACA JUGA:Perjuangkan Investasi Rel Kereta Api Bengkulu
Jembatan Desa Simpang sudah dua kali menjadi sorotan. Sebelumnya jembatan ini viral lantaran adanya pelajar yang melintasi jembatan yang ekstrem lantaran sudah mulai berkarat dan sudah tidak berlantai beberapa waktu lalu.
Selain itu, ada puluhan pelajar yang bermukim di Desa Simpang harus menyeberangi sungai dengan kedalaman setinggi pinggang orang dewasa, hanya untuk pergi bersekolah. Tidak sedikit ada yang dibantu dengan cara digendong maupun dengan bantuan tali karena takut terseret arus yang cukup deras tersebut, terlebih lagi saat hujan baru saja turun.
BACA JUGA:Tim Gabungan Imigrasi Amankan 22 Buronan Internasional
Menurut Kepala Desa Simpang, Rezon Effendi, hal tersebut sudah sering dilakukan dan menjadi rutinitas warga dan pelajar setiap harinya. Karena jalan satu-satunya untuk menyeberang dengan waktu yang singkat yakni melintasi sungai. "Inilah kondisinya, terutama saat hujan deras pasti debit air sungai akan naik dan mau tidak mau sungainya harus tetap disebrangi," keluh Rezson.
Dikatakan Rezon, untuk melintas jembatan lama yang sudah rusak sejak 2015, sepertinya tidak akan menjadi pilihan utama lagi demi keselamatan warga. Namun saat ini dirinya dan warga desa masih menunggu informasi adanya relokasi jembatan yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR, karena direncakan relokasi tersebut akan dilakukan di penghujung tahun ini.(zzz)