2 Ton Lebih Pupuk Bersubsidi Terserap, Total Kuota Pupuk Bersubsidi 7.067 Ton

PERSAWAHAN: Salah satu lahan persawahan milik masyarakat di Desa Rimbo Recap Kecamatan Curup Selatan.-foto: arie/koranrb.id-

Kebijakan ini dibuat dengan tujuan agar subsidi pupuk dapat difokuskan pada komoditas-komoditas yang memiliki dampak besar terhadap ketahanan pangan dan ekonomi nasional. 

"Komoditas yang dipilih juga mencakup tanaman pangan dan perkebunan yang memiliki nilai strategis baik di pasar domestik maupun internasional," ungkapnya.

Pembatasan subsidi ini membuat pupuk bersubsidi tidak bisa disalurkan untuk komoditas lainnya. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi petani yang menanam komoditas di luar daftar tersebut. 

BACA JUGA:Jadi Perhiasan Berharga dan Indah, Ternyata Ini Cara Proses Terbentuknya Mutiara Pada Kerang

BACA JUGA:Siswa SMK Kemenperin Wakili Indonesia di Ajang Kompetisi Industri 4.0 di Prancis

Beberapa petani yang menanam komoditas non-subsidi harus mencari alternatif pupuk non-subsidi yang harganya lebih mahal, atau mengoptimalkan penggunaan pupuk organik yang mungkin lebih terjangkau meskipun memerlukan waktu lebih lama untuk memberikan efek pada tanaman.

Tirmidzi juga menjelaskan bahwa harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi pada tahun 2024 masih sama dengan tahun sebelumnya. Untuk pupuk urea, HET ditetapkan pada Rp2.250 per kilogram, sementara untuk pupuk NPK sebesar Rp2.300 per kilogram. 

Harga ini tergolong cukup terjangkau bagi petani, sehingga mereka dapat mengurangi beban biaya produksi dan meningkatkan margin keuntungan dari hasil panen. 

"Namun, tetap ada kebutuhan akan pengawasan ketat terhadap distribusi pupuk agar harga tersebut tidak dimanipulasi oleh oknum yang ingin mengambil keuntungan lebih," tambahnya.

BACA JUGA:Ini Awal Mula Ditemukannya Sinar-X dan Perkembangannya Saat Ini

BACA JUGA:Bisa jadi Ladang Bisnis, Ini 8 Kiat Sukses Budidaya Ikan Cupang bagi Pemula

Ia mengatakan, meskipun alokasi pupuk bersubsidi yang diterima Kabupaten Rejang Lebong tergolong besar, pihaknya tetap memiliki satu tantangan utama yakni aksesibilitas wilayah pertanian yang terpencil dan sulit dijangkau, terutama di daerah perbukitan atau pedesaan yang infrastruktur jalannya belum memadai. 

Kondisi geografis yang sulit dapat mempengaruhi kecepatan dan efisiensi distribusi pupuk ke kelompok-kelompok tani.

"Selain itu, distribusi pupuk bersubsidi harus dilakukan dengan pengawasan ketat untuk memastikan bahwa pupuk benar-benar sampai ke tangan petani yang berhak. Penyelewengan atau penimbunan pupuk oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dapat merugikan petani kecil dan mengganggu program subsidi yang telah disusun dengan matang oleh pemerintah," terangnya.

Tirmidzi menerangkan, penggunaan pupuk bersubsidi yang tepat dan terukur dapat memberikan dampak positif terhadap produktivitas pertanian di Kabupaten Rejang Lebong. Dengan adanya subsidi, petani memiliki akses terhadap pupuk berkualitas dengan harga terjangkau, sehingga mereka dapat meningkatkan hasil panen dan memperbaiki kesejahteraan ekonomi keluarga mereka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan