Harga Beras Merangkak Naik, IRT di Kota Bengkulu Mulai Khawatir

JAJAH: Pedagang baras Pasar Panorama, Kota Bengkulu. ABDI/RNB--

“Kalaupun permintaan SPHP cukup tinggi tentunya kita ada pemasukan dari lampung ataupun dari luar guna menambah pasokan kita di Bengkulu,” terang Dody.

Untuk SPHP telah digelontorkan sebesar 18.000 ton untuk menjaga stabilitas harga beras di 9 kabupaten dan  Kota Bengkulu.

Dengan mekanisme setiap hari dilakukannya penyaluran beras SPHP di seluruh pasar-pasar tradisional yang ada di Provinsi Bengkulu.

“Jadi target kita sepanjang tahun, setiap hari kita salurkan beras ke seluruh pasar tradisional yang ada di kota bengkulu untuk menjaga stabilitas harga beras,” pungkasnya.

Diketahui pada Selasa, 2 Oktober 2024 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bengkulu merilis Indeks Harga Konsumen (IHK), dalam rilis tersebut Kota Bengkulu secara Year On Year (y-on-y) mengalami inflasi sebesar 1,84 persen.

Harga beras jadi salah satu komoditas dominan penyumbang atau pemberi andil inflasi y-on-y pada September lalu sebesar 0,38 persen, dan beras menjadi pemberi andil tertinggi yang kemudian di ikuti dengan emas, Sigaretek Kretek Mesin (SKM), nasi dengan lauk dan Sigaretek Kretek Tangan (SKT).

Kepala DKPP Kota Bengkulu, Adriansyah, SP, MM mengatakan hingga kemarin ketersediaan beras masih aman, baik itu dari para distributor dan juga dari Perum Bulog Bengkulu.

BACA JUGA:Tingkatkan Pelayanan Pajak Daerah Pemkab Rejang Lebong Finalkan Naskah Perjanjian Kerja Sama dengan PT. Pos

BACA JUGA:Industri Batik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kreatif di Tanah Air

“Alhamdulillah untuk beras tersedia,” kata Andriansyah.

Hal tersebut kata Andriansyah berdasarkan pantauan tim DKPP Kota Bengkulu usai menelusuri pasar-pasar.

Ia juga menyebutkan kalaupun terjadinya kelangkahan beras sewaktu-waktu tentunya sudah dapat diprediksi. 

Dengan berkoordinasi dengan Perum Bulog Bengkulu tentunya akan cepat mengantisipasi kelangkahan beras tersebut.

“Ya kita berkoordinasi dengan Bulog untuk mencari solusi jika pun nanti terjadinya kelangkahan beras,” sambung Andriansyah.

Ditambahkan Seksi Ketersediaan Pangan, Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Dispanper, Sakdawati S.Pi MP, bahwa Kota Bengkulu merupakan daerah atau wilayah konsumen bukan wilayah produksi beras yang dimana ketersediaan beras tentunya berasal dari para distributor.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan