5 Ratu Terkenal Paling Kejam di Dunia, Ada yang Tega Membunuh Suaminya

Sedikitnya ada 5 ratu kerajaan yang dikenal paling kejam di dunia--Foto screnshoot ig wowcrepy

BACA JUGA:Pandai Berenang! Berikut 6 Fakta Unik Oposum Air, Punya Cara Unik Melindungi Anaknya

Baru setahun memerintah, Isabella I memaksa rakyat Yahudi dan Muslim untuk berpindah keyakinan menjadi Kristen.

Tidak cuma itu saja, Isabella bahkan mendirikan Inkuisisi untuk mengadili orang-orang yang tertangkap basah masih menjalankan agama lamanya.

Hasilnya, banyak warga Yahudi dan Muslim terusir ke luar Spanyol demi mempertahankan keyakinan mereka. Sedangkan mereka yang tertangkap, mendapatkan hukuman kejam atau dijadikan budak.

3. Ratu Mary I dari Inggris 

Mery satu atau yang dikenal juga sebagai bloody Mery merupakan putri Raja Henry VIII sekaligus ratu pertama kerajaan Inggris yang berkuasa.

Beberapa hari setelah penobatannya pada tahun 1953, Mary yang seorang Katolik tulen memutuskan untuk mengembalikan kerajaan Inggris sebagai negara Katolik serta melawan Protestan.

BACA JUGA:Bisa Menangkap Mangsa saat Terbang! Berikut 8 Fakta Unik Burung Royal Flycatcher

BACA JUGA:Pemakan Buah! Berikut 5 Fakta Unik Walik Jambu, Burung yang Pemalu

Demi mempertahankan tahtanya, Mary I memenggal cicit Henry VIII yang bernama Lady Jane dan memenjarakan adik tirinya, Elizabeth I di tower of London.

Terakhir, Ratu Mary I membakar Uskup Agung Canterbury dan 300 orang penganut Protestan lainnya. Karena kekejamannya tersebut, orang-orang mulai menjuluki ratu mereka dengan sebutan Bloody Mary.

4. Ratu Ranavalona I dari Madagaskar 

Kalau Ratu Mary I dari Inggris sudah kejam, itu belum sebanding apabila dibandingkan dengan ratu kerajaan Madagaskar, Ranavalona I.

Memerintah Madagaskar dari tahun 1828 hingga 1861, rela melakukan apa pun untuk mendapatkan tahta. Setelah meracuni raja Radama I yang merupakan suaminya sendiri, membuat ibunya mati kelaparan serta mengeksekusi pamannya, dan Ranavalona I naik tahta.

Awalnya, dia menjadi ratu yang baik dengan menentan kolonialisasi. Namun kebaikan itu tidak berlangsung lama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan