Alur Pelabuhan Pulau Baai Harus Segera Dikeruk, Berdampak Pada Harga Komoditi

Ketua Asosiasi Pertambangan Batu Bara Provinsi Bengkulu, Sutarman.--ABDI/RB

BENGKULU, KORANRB.ID – Pengerukan alur pelabuhan Pelindo II Pulau Baai, Kota Bengkulu masih berkutat pada pembahasan anggaran yang dibutuhkan.

Sebab menurut hitungan PT Pelindo, untuk mengeruk alur pelabuhan tersebut dibutuhkan anggaran Rp200 miliar.

Sedangkan hitungan dari Asosiasi Perusahaan Batu Bara (APBB), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan pengusaha terkait lainnya, pengerukan alur tersebut hanya membutuhkan dana Rp100 miliar.

Diketahui pengerukan alur pelabuhan ini menggunakan system private company.

BACA JUGA:Bulog Sudah Salurkan 18.200 Ton Cadangan Beras Pemerintah, untuk Warga Bengkulu

Dimana pihak perusahaan yang memanfaatkan pelabuhan Pelindo, ikut membantu membiayai pengerukan alur tersebut.

Diungkapkan, Ketua APBB Provinsi Bengkulu, Sutarman bahwa angka Rp100 miliar tersebut, merupakan prediksi dari perusahaan yang terlibat dalam pembahasan pengerukan alur.

Diketahui, alur Pelindo mengalami pendangkalan, saat ini kedalamannya hanya tinggal 3-4 meter.

Padahal kebutuhan kedalaman idealnya 12 meter untuk sebuah alur.

BACA JUGA:Kakek Bantah Lakukan Asusila, Sebut Korban Datang Sendiri ke Rumahnya

"Kalau lambat dikeruk akan memberikan dampak luar biasa, masih selisih antara estimasi anggaran dari Pelindo dan kami.

Di mana Pelindo Rp200 miliar dan kami Rp100 miliar," sampai Sutarman, Selasa, 15 Oktober 2024.

Sutarman mengungkapkan, apabila tidak dilakukan pengerukan, maka dipastikan memberikan dampak yang krusial untuk perekonomian Provinsi Bengkulu.

Salahsatunya, seperti komoditi logistik tidak akan dibongkar di Pelabuhan Pulau Baai, sehingga terpaksa dibongkar di luar Provinsi Bengkulu. Tentu, ini akan mempengaruhi harga komoditi tersebut. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan