Belanja Operasional Perusahaan Batu Bara Capai Rp4 Triliun, ASBB: Bisa Pengaruhi Ekonomi Mikro Bengkulu

AKTIVITAS: Truk pengakut batu bara yang melewati areal pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, beberapa waktu lalu-- ABDI/RB

BENGKULU, KORANRB.ID – Fantastis, jumlah belanja operasional perusahaan batu bara dari hulu hingga hilir di Provinsi Bengkulu capai angka Rp3,7 triliun bahkan Rp4 triliun.

Ini akan berdampak baik, jika dana operasional tersebut dibelanjakan di Provinsi Bengkulu.

Diungkapkan, ketua Asosiasi Pertambangan Batu Bara Bengkulu (APBB), Sutarman bahwa jumlah di atas di luar keuntungan perusahaan batu bara di Provinsi Bengkulu.

“Nah, yang aku bicarakan itu cost habis belanja penambangan sampai penjualan.

BACA JUGA: Ajak Anak Berkebun Ketimbang Dibiarkan Main Gadget

Dan semuanya dibelanjakan di Bengkulu,” sampai Sutarman, Sabtu, 19 Agustus 2024.

Sutarman mengungkapkan, jumlah yang fantastis tersebut apabila tidak dibelanjakan di Provinsi Bengkulu maka akan mempengaruhi ekonomi mikro yang berjalan.

Sejalan dengan itu, saat ini ASBB, Pelindo dan pihak terkait masih berfokus pada pengerukan alur di Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.

Dikarenakan, apabila tidak segera dikeruk, maka dampak pada ekonomi mikro di Provinsi Bengkulu.

BACA JUGA:Ajari Anak Berenang, Perhatikan Hal Sepele Berikut Ini

Bahkan dampak utamanya yakni terjadi inflasi.

“Iya coba kalau tidak bisa dibongkar di Bengkulu, maka akan bongkar di luar Bengkulu tentu akan mepengaruhi ekonomi mikro di Provinsi Bengkulu,” beber Sutarman.

Lanjut Sutarman, alur yang harusnya menjadi kewajiban pemerintah pusat, tapi hari ini faktanya pemerintah menyatakan tidak cukup anggaran untuk mengerjakan pengerukan alur.

"Sehingga diserahkanlah kepada dunia usaha, dalam hal ini Pelindo dengan berkolaborasi pada dunia usaha di Bengkulu yang menggunakan pelabuhan," ujar Sutarman.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan