Belanja Operasional Perusahaan Batu Bara Capai Rp4 Triliun, ASBB: Bisa Pengaruhi Ekonomi Mikro Bengkulu
AKTIVITAS: Truk pengakut batu bara yang melewati areal pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, beberapa waktu lalu-- ABDI/RB
BACA JUGA:Ini Tiga Nama Tim Perumus Debat Kandidat Pilkada Lebong
Sutarman menambahkan, saat ini terkait kolaborasi yang dimaksud, sedang dalam tahap penghitungan estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk pengerukan alur.
"Sejauh ini estimasi kebutuhan anggarannya belum ketemu,” jelas Sutarman.
Sutarman juga mengatakan, terkait upaya pengerukan alur ini, sudah disepakati secara teknis dibentuk semacam join company.
Namun pihaknya menilai harus ada pembicaraan lagi dengan Pemerintah Daerah (Pemda).
BACA JUGA:Politisi Senior PKB Bengkulu Ajak Pilih ROMER
"Karena dalam join ini belum ada Perusahaan Daerah (Perumda, red), yang sebenarnya termasuk peluang bagi pemda untuk optimalisasi dunia usaha," beber Sutarman.
Dikonfirmasi RB, untuk estimasi kebutuhan anggaran dari Pelindo dan pengusahan sendiri, Sutarman mengemukakan, dari Pelindo itu muncul angka senilai Rp210 miliar, sedangkan dunia usaha seitar Rp 100 miliar.
"Sehingga masih ada selisih, dan selisih inilah yang mau kita pertemukan.
Jika nantinya sudah ada kesepaktan bersama, berapapun angkanya pasti ditindaklanjuti," papar Sutarman.
BACA JUGA:APK Tidak Sesuai Zona Mulai Ditertibkan
Lebih lanjut Sutarman menyampaikan, sejauh ini untuk pengerukan sendiri, sebenarnya sudah ada anak perusahaan Pelindo, yakni Rukindo yang memasukkan proposal penawaran.
"Tapi harapan kita tidak satu perusahaan saja yang memasukan penawaran untuk pengerukan alur tersebut, dalam artian kita juga menunggu perusahaan lain ikut bidding," sampai Sutarman.