Suspect DBD Seluma Tembus 339 Kasus, Ini 3 Puskesmas Terbanyak Menanganinya
FOGGING: Dinkes Seluma saat menyemprotkan fogging untuk meminimalisir penyebaran DBD. FOTO: Istimewa--
"Saat ini untuk abate tersedia di semua Puskesmas di Seluma, itu diberikan secara cuma-cuma atau gratis. Kami juga masih intensif melakukan pengasapan (fogging) di wilayah desa atau kelurahan yang terdapat kasus DBD, tetapi itu sifatnya hanya sementara," terang Rudi Syawaludin.
Untuk jangka panjangnya, Rudi mengatakan sebaiknya kepada masyarakat Seluma agar lebih aktif dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam menjaga kebersihan lingkungan, dengan cara gotong royong ataupun membersihkan rumah secara mandiri.
"Apabila ada masyarakat yang merasakan gejala penyakit DBD, sebaiknya segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas agar nantinya dapat diberikan penanganan medis hingga pasien kembali sehat," ujar Rudi.
Rudi menambahkan bahwa biasanya virus DBD terjadi akibat kurangnya menjaga kebersihan lingkungan termasuk saluran air, sehingga menyebabkan jentik jentik nyamuk berkembang.
Menurutnya, upaya tepat sasaran hanya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan disekitar rumah.
Jika tidak dicegah, maka dampak terburuk pasien bisa meninggal dunia. Karena penyakit DBD kerap meningkat saat cuaca ekstrem seperti saat ini, banyaknya genangan air membuat nyamuk betah dan membuatnya gampang untuk berkembang biak.
Bahkan dibeberapa tempat di Indonesia kerap menerapkan kejadian luar biasa (KLB) akibat adanya wabah DBD yang menyerang warga.
"Warga harus menguras tempat penampungan air secara berkala, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia," sampai Rudi.