Mitos Mengantongi Batu Bisa Menahan Buang Air Besar

Mengantongi batu adalah praktik yang muncul dari kebiasaan budaya tertentu atau tradisi dalam masyarakat. --Pixabay

KORANRB.ID - Mengantongi batu adalah praktik yang muncul dari kebiasaan budaya tertentu atau tradisi dalam masyarakat. 

Dalam konteks kesehatan, fenomena ini seringkali dihubungkan dengan cara seseorang mengelola atau menahan keinginan untuk buang air besar (BAB). 

Untuk memahami bagaimana praktik ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menahan BAB, kita perlu meneliti beberapa aspek, termasuk psikologi, fisiologi, dan kebiasaan hidup.

Banyak orang menganggap mengantongi batu sebagai simbol kekuatan atau kontrol diri. 

Dalam beberapa budaya, batu dianggap sebagai objek yang membawa keberuntungan atau kekuatan. 

BACA JUGA:Kapan Waktu Menggunakan Kata Saya dan Aku dalam Komunikasi? Ini Penjelasannya

BACA JUGA:Gelar Lomba Mural Satuan Brimob Polda Bengkulu Diikuti 97 Pelukis Se-Provinsi Bengkulu

Ketika seseorang memegang atau mengantongi batu, mereka mungkin merasa lebih tenang dan mampu menahan keinginan untuk buang air besar. 

Hal ini berkaitan dengan prinsip psikologi di mana objek tertentu dapat memberikan rasa aman dan kenyamanan. 

Pengalaman ini menciptakan ikatan emosional, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kontrol diri individu.

Secara fisiologis, menahan buang air besar dapat mempengaruhi kesehatan sistem pencernaan. Ketika tubuh merasakan dorongan untuk BAB, otak akan memberikan sinyal untuk mengosongkan usus. 

Namun, jika seseorang terus-menerus menahan dorongan ini, bisa terjadi beberapa efek negatif, seperti sembelit atau bahkan dampak lebih serius seperti masalah pada rektum.

Menahan BAB selama periode yang lama dapat menyebabkan perubahan dalam pola pencernaan. 

BACA JUGA:Investor Kripto Wajib Tahu, Ini 22 Calon Pedagang Persiapkan Diri Menjadi Pedagang Fisik Aset Kripto

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan