Cegah Penyalahgunaan BBM Subsidi, Nelayan Diwajibkan Pakai Aplikasi Xstar
NELAYAN: Saat ini dalam pembelian BBM sudah harus berbasis aplikasi--FOTO: Firmansyah.Koranrb.Id
Kuota BBM nelayan ini sedikit banyak mempengaruhi hasil tangkap nelayan. Sebab semakin besar kuota yang diberikan tentu jumlah jam menangkap ikan akan bertambah.
"Memang belum seluruh sport nelayan pesisir kita memiliki SPDN, karena baru ada 1 di Kecamatan Teramang Jaya. Meskipun demikian penambahan 90 ton per bulan, menjadi 150 ton membuat kapal dengan mesin besar kita bisa memiliki daya tangkap yang semakin jauh,’’ jelas Warsiman.
Dia mengatakan, penambahan kuota BBM jenis solar di SPDN sesuai dengan proposal usulan penambahan BBM SPDN dari nelayan ke Dinas Perikanan awal tahun 2024 lalu.
Dimana surat yang diteruskan ke Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) RI tersebut disetujui. Sehingga sudah bisa langsung dialokasikan BBM nelayan tersebut oleh Pertamina Bengkulu.
“Sekarang SPDN kita masih terus menggunakan kuota tersebut, karena kuota penambahan pengiriman BBM tersebut masih tersedia,” ujarnya.
BACA JUGA:Telan Anggaran Rp9.9 Miliar, Gedung Perpusda Belum 100 Persen
BACA JUGA:Dampak Penyegelan Ruang Kerja, Plt Bupati Lebong Buat Laporan ke Polisi
Lanjutnya, kapal nelayan di Mukomuko beroperasi menggunakan 2 jenis BBM untuk operasional melaut, yakni solar dan pertalite.
Bagi nelayan khusus di wilayah Kecamatan Teramang Jaya, sebagian besar mengguanakan solar. Karena memiliki kapal yang sudah berukuran besar tidak bermesin kecil lagi.
Yang mendapatkan BBM jenis solar subsidi bergantung di SPDN. Sedangkan kapal nelayan yang menggunakan BBM pertalite, yang tersebar di beberapa wilayah pesisir lainya membeli BBM masih harus di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terdekat.
"Sampai saat ini untuk keperluan BBM nelayan mesin kapal besar dan kecil di Mukomuko tidak mengalami kekurangan,” tandasnya