Kasus DBD di Seluma Terus Naik, Sudah Capai 346 Kasus 3 Puskesmas Tertinggi
Kabid P2P Dinkes Seluma, Mazda--Foto: M. Zulkarnain.Koranrb.Id
Kasus DBD di Kabupaten Seluma tahun 2024 ini memang terbilang cukup tinggi. Sebagai perbandingan, pada tahun 2023 lalu Dinkes Seluma mencatat hanya ada 195 kasus DBD. Dari jumlah tersebut tiga warga positif DBD meninggal dunia.
“Untuk tahun ini ada 5 pasien yang positif DBD dan dilaporkan meninggal dunia, meskipun dari beberapa laporan ada juga yang dipengaruhi oleh faktor penyakit lainnya,” pungkas Mazda.
Ditambahkan Kepala Dinkes Seluma, Rudi Syawaludin, S. Sos. Untuk mencegah penambahan kasus DBD di Kabupaten Seluma, saat ini Dinkes Seluma telah menyiapkan bubuk abate yang bisa didapati warga secara gratis.
Diharapkan ini dapat menekan angka penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Seluma.
Selain dibagikan di lapangan, bubuk abate tersebut juga disediakan di seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Seluma, agar dapat ditaburkan ke tempat penampungan air milik warga.
‘’Saat ini untuk abate tersedia di semua puskesmas di Seluma, itu diberikan secara cuma-cuma atau gratis. Kami juga masih intensif melakukan pengasapan (fogging) di wilayah desa atau kelurahan yang terdapat kasus DBD, tetapi itu sifatnya hanya sementara,’’ terang Rudi Syawaludin.
Untuk jangka panjangnya, Rudi mengatakan sebaiknya kepada masyarakat. Seluma agar lebih aktif dalam menerapkan pola, hidup bersih dan sehat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Cara gotong royong ataupun membersihkan rumah secara mandiri.
"Apabila ada masyarakat yang merasakan gejala penyakit DBD, sebaiknya segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas agar nantinya dapat diberikan penanganan medis hingga pasien kembali sehat,’’ ujar Rudi.
Rudi menambahkan bahwa biasanya virus DBD terjadi akibat kurangnya, menjaga kebersihan lingkungan termasuk saluran air. Sehingga menyebabkan jentik jentik, nyamuk berkembang.
Sehingga menurutnya, upaya tepat sasaran hanya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar rumah.
Jika tidak dicegah, maka dampak terburuk pasien bisa meninggal dunia.
Karena penyakit DBD kerap meningkat saat cuaca ekstrem seperti saat ini, banyaknya genangan air membuat nyamuk betah dan membuatnya gampang untuk berkembang biak.
Bahkan di beberapa tempat di Indonesia kerap menerapkan kejadian luar biasa (KLB) akibat adanya wabah DBD yang menyerang warga.
"Warga harus menguras tempat penampungan air secara berkala, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia,’’ imbau Rudi