Industri Asuransi Jiwa Kembali Catat Peningkatan Total Pendapatan Premi

ASURANSI: Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menjelaskan bahwa peningkatan total pendapatan premi asuransi jiwa. FOTO: Istimewa--

“Kami tetap berkomitmen memastikan bahwa pemegang polis menerima layanan fasilitas kesehatan terbaik, berkualitas tinggi, dan sesuai dengan kebutuhan mereka. AAJI terus berkoordinasi secara intensif dengan berbagai pihak, termasuk OJK, Kementerian Kesehatan, serta penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit, untuk bersama-sama mencari solusi atas tantangan dalam pengelolaan klaim asuransi kesehatan. Kolaborasi ini bertujuan menciptakan keseimbangan yang berkelanjutan antara industri asuransi dan sektor kesehatan,” imbuh Freddy.

Total investasi industri asuransi jiwa hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp538,80 triliun. 

Dari total tersebut, sebanyak Rp194,60 triliun ditempatkan pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN), yang menunjukkan bahwa industri asuransi jiwa senantiasa mendukung program-program pembangunan jangka panjang pemerintah.

Kepala Departemen R&D AAJI, Benny Hadiwibowo, menyatakan bahwa total investasi industri asuransi jiwa hingga Juni 2024 tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. 

Stabilitas ini mencerminkan daya tahan industri di tengah dinamika pasar dan fluktuasi ekonomi global.

“Industri asuransi jiwa juga berperan dalam menjaga stabilitas pasar modal Indonesia melalui penempatan investasi dalam bentuk saham sebesar Rp140,69 triliun, sukuk korporasi sebesar Rp46,62 triliun, dan reksadana sebesar Rp73,10 triliun.

Kami mencatat adanya penurunan hasil investasi yang dipengaruhi oleh volatilitas pasar saham, terutama penurunan IHSG.

Meskipun demikian, kami tetap berkomitmen mengelola portofolio investasi kami dengan hati-hati dan menerapkan strategi yang efektif untuk memitigasi risiko,” ucap Benny.

Kondisi ekonomi global dan domestik yang tidak menentu juga berkontribusi pada ketidakstabilan pasar dan berdampak pada hasil investasi.

“Kami memahami bahwa penurunan hasil investasi ini dapat memengaruhi kepercayaan, dan kami ingin memastikan bahwa kami transparan tentang faktorfaktor yang memengaruhi kinerja kami. Penurunan IHSG yang signifikan adalah salah satu penyebab utama penurunan hasil investasi kami pada Semester 1 2024.

Namun, kami tetap berkomitmen mengelola portofolio kami dengan bijaksana dan menjaga kepentingan nasabah sebagai prioritas utama,” tutup Benny.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan